Perputaran Uang Saat Pileg dan Pilpres Sekitar Rp100 Triliun

Doddy Rosadi Suara.Com
Senin, 07 April 2014 | 12:32 WIB
Perputaran Uang Saat Pileg dan Pilpres Sekitar Rp100 Triliun
Ilustrasi: Rupiah. (Foto: shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemilihan umum merupakan momentum tepat untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional. Karena itu, pengamat Perencanaan Pembangunan Nasional Syahrial Loetan mengingatkan, pemerintah pusat untuk menangkap semua momentum pertumbuhan ekonomi melalui pesta demokrasi Indonesia, 9 April nanti.

"Pemerintah harus cermat menangkap dan memanfaatkan momentum pemilihan umum (pemilu) legislatif dan presiden tahun 2014. Agar pertumbuhan tinggi bisa kita capai," ujar Syahrial Loetan dalam siaran pers yang diterima suara.com, Senin (7/4/2014).

Syahrial menilai, pada pemilu kali ini, geliat perekonomian masyarakat menjelang dan saat pemilu, cukup signifikan. Khususnya sektor-sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), yang akan mendorong perekonomian hingga sekitar 2-3%. Sebab, sektor-sektor UMKM itu akan memproduksi secara limpah berbagai atribut dan keperluan partai politik (parpol) yang akan digunakan menjelang dan saat pemilu 9 April, dan dilanjutkan saat pemilihan presiden periode 2014-2019.

Contohnya, kata dia, industri-industri garmen akan terlibat mendongkrak perekonomian nasional. Sebab, kebutuhan penggunaan bahan baku kain menjadi sangat tinggi. Baik untuk pembuatan bendera-bendera partai, kaos, dan atribut-atribut lainnya. Peningkatan permintaan bahan baku kain itu, berdampak pada meningkatnya jumlah pekerja. Implikasinya, tingkat pengangguran akan turun drastis, dan bermuara pada penurunan angka kemiskinan.

"Perputaran uang saat pemilu legislatif dan presiden saja, kami perkirakan mencapai angka fantastis, Rp 100 triliun. Karena itu, peluang besar dan momentum baik ini harus dioptimalkan pemerintah untuk mendongkrak perekonomian nasional. Harusnya pemerintah sangat concern terhadap hal ini," ungkap Syahrial.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI