Suara.com - Pertumbuhan likuiditas perekonomian uang beredar atau M2 pada Februari 2014 masih berada dalam tren melambat. Pada Februari 2014, uang beredar tercatat sebesar Rp3.639,5 triliun, tumbuh 10,9% (year on year-yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada Januari 2014 sebesar 11,6% (yoy), atau turun 0,3% (month to month-mtm) dibandingkan dengan level bulan sebelumnya.
Pertumbuhan uang beredar tahunan yang melambat bersumber dari komponen M1 (Uang Kartal dan Giro Rupiah) dan komponen Uang Kuasi (Dana Pihak Ketiga yang terdiri dari simpanan berjangka dan tabungan baik rupiah maupun valas serta simpanan giro valas).
Pertumbuhan komponen uang kartal dan giro rupiah tercatat menurun dari 7,0% (yoy) menjadi 6,1% (yoy). Sementara itu, pertumbuhan Uang Kuasi juga menurun dari 12,7% (yoy) pada Januari 2014 menjadi 12,1% (yoy) pada Februari 2014.
Penurunan pertumbuhan kredit dan kontraksi operasi keuangan pemerintah sebagai faktor yang mempengaruhi, ikut mendorong perlambatan pertumbuhan uang beredar. Kredit kepada sektor swasta pada Februari 2014 tumbuh 19,9% (yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan pada Januari 2014 sebesar 20,9% (yoy). Demikian pula, operasi keuangan pemerintah masih mengalami kontraksi sejalan dengan pola musiman rendahnya realisasi belanja pemerintah di awal tahun.
Dalam siaran pers Bank Indonesia yang diterima suara.com, Kamis (3/4/2014), suku bunga simpanan dan kredit perbankan pada Februari 2014 masih meningkat.
Suku bunga simpanan 1, 3 dan 6 bulan masing-masing tercatat 7,99%, 8,05% dan 8,21%, meningkat dibandingkan dengan suku bunga simpanan Januari 2014 masing-masing sebesar 7,91%, 7,96% dan 7,90%. Kenaikan suku bunga dana tersebut mulai diikuti peningkatan suku bunga kredit dari 12,48% pada Januari 2014 menjadi 12,55% pada Februari 2014.