Suara.com - Aksi mogok yang dilakukan pilot Lufthansa sejak 1 April hingga 3 April, dianggap sebagai tindakan yang berlebihan. Tabloid Bild yang merupakan tabloid dengan oplah paling besar di Jerman menulis, pilot Lufthansa besar kepala. Sejumlah biro perjalanan menilai, pilot maskapai Jerman itu sudah menerima gaji yang besar sehingga tidak layak melakukan aksi mogok selama tiga hari.
Aksi mogok dilakukan karena pilot meminta perusahaan untuk memberikan uang pensiun 60 persen dari gaji yang mereka terima saat ini. Permintaan tersebut dilakukan karena pilot di Lufthansa dipaksa untuk pensiun ketika memasuki usia 60 tahun. Padahal, usia pensiun pilot biasanya 65 tahun. Namun, pihak manajemen menolak permintaan itu dengan alasan usia pensiun pilot sudah diperpanjang menjadi 65 tahun sejak 2011 lalu.
“Lufthansa mendapatkan banyak uang dan yang ingin kami negosiasikan adalah seberapa banyak uang itu diberikan kepada investor, untuk kepuasan pelanggan dan juga kepada karyawan,” kata Winfried Streicher, salah satu pilot yang ikut melakukan aksi mogok.
Kata dia, satu-satunya cara agar manajemen Lufthansa mau mendengarkan permintaan mereka adalah dengan melakukan aksi mogok. Lufthansa merupakan maskapai penerbangan terbesar ketiga di Eropa dari jumlah penumpang. Aksi mogok pilot Lufthansa ini merupakan yang terbesar yang pernah dialami sebuah maskapai penerbangan.
Lufthansa telah membatalkan 3.800 penerbangan hingga Jumat besok. Pembatalan itu diperkirakan akan membuat Lufthansa merugi jutaan euro. Analis memprediski, aksi mogok itu akan membuat maskapai merugi 50 juta euro atau sekitar Rp770 miliar. (Bloomberg)