Bank Indonesia: Empat Pelajaran dari Perekonomian 2013

Doddy Rosadi Suara.Com
Rabu, 02 April 2014 | 19:20 WIB
Bank Indonesia: Empat Pelajaran dari Perekonomian 2013
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo. (suara.com/Adrian Mahakam)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perekonomian Indonesia 2013 menghadapi tantangan yang tidak ringan. Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan, pasar keuangan global mengalami tekanan (risk-off) ketika Bank Sentral Amerika alias the Fed memberikan sinyal akan melakukan tapering.

“Pada bulan Juni 2013 saja terjadi arus modal portfolio keluar mencapai $4,1 miliar. Di tengah topangan struktur ekonomi domestic yang belum kuat, tekanan dari global tersebut memberikan tekanan yang tidak ringan kepada ekonomi kita, setidaknya sampai dengan triwulan III-2013,” kata Agus saat memberikan kata sambutan dalam peluncuran buku Laporan Perekonomian Indonesia 2013 di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu (2/4/2014).

Di balik berbagai dinamika dan tantangan ekonomi 2013 tersebut, Bank Indonesia melihat ada beberapa pelajaran penting yang mengemuka. Kata Agus, pelajaran terkait dengan kebijakan yang perlu ditempuh guna menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi ke depan.

Pelajaran pertama berhubungan dengan pentingnya menjaga disiplin dan komitmen kebijakan makroekonomi, baik fiskal maupun moneter, dalam mengarahkan ekonomi ke arah pertumbuhan yang lebih berkelanjutan. Dalam aspek ini, kebijakan moneter yang pre-emptive dan kuat (bold) yang ditempuh Bank Indonesia pada tahun 2013 telah memberikan jangkar pada terkendalinya ekspektasi inflasi dan juga mengarahkanneraca transaksi berjalan ke tingkat yang lebih sehat. Demikian pula halnya dengan kebijakan fiskal yang tetap konsisten menjaga kesinambungannya, telah dapat mengelola perekonomian menjadi tetap terkendali dan mendukung upaya penguatan ketahanan neraca pembayaran Indonesia.

Pelajaran kedua ialah strategisnya integrasi dan interaksi kebijakan dalam merespon tantangan yang semakin kompleks. Respon kebijakan tidak dapat lagi hanya mengandalkan satu instrumen, tetapi perlu ditopang dan diperkuat juga oleh instrumen lain.

Pelajaran ketiga ialah pentingnya ketahanan sistem keuangan dalam menopang tetap terkendalinya penyesuaian ekonomi (economic adjustment). Kita patut bersyukur di tengah kuatnya tekanan terhadap ekonomi domestik, stabilitas sistem keuangan di Indonesia pada tahun 2013 tetap terjaga.

Pelajaran keempat berhubungan dengan pentingnya reformasi struktural yang dapat meningkatkan kapabilitas industri kita, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lebih kuat, namun tanpa dibarengi kenaikan defisit transaksi berjalan dan peningkatan tekanan inflasi. Kami memperkirakan prospek perekonomian dalam jangka menengah dapat lebih tinggi bila berbagai kendala struktural yang mengganggu peningkatan kapabilitas industri dapat segera diatasi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI