Suara.com - Perekonomian Indonesia sudah mulai memperlihatkan kondisi yang semakin menguat. Ini berdasarkan laju inflasi yang tetap rendah dan neraca perdagangan yang sudah mulai surplus.
Gubernur Bank Indonesia mengatakan, membaiknya perekonomian Indonesia memang tidak setinggi yang diharapkan. Karena itu, Bank Indonesia akan terus memantau perkembangan indikator perekonomian seperti inflasi dan neraca perdagangan.
“Tahun lalu kan neraca perdagangan desifit 28 miliar dolar Amerika, tahun ini BI berharap defisitnya ada di kisaran 20 miliar dolar Amerika. BI bersama pemerintah akan mengupayakan agar laju inflasi bisa terkendali, kalau ini bisa dilakukan maka sebuah hal yang baik bagi perekonomian Indonesia,” kata Agus Martowardojo di Gedung Bank Indonesia, Selasa (1/4/2014).
Agus Martowardojo menambahkan, likuiditas perbankan juga jauh lebih longgar dibandingkan tahun sebelumnya. Loan to deposit ratio (LDR) atau jumlah kredit yang disalurkan perbankan mencapai 90 persen. Kata Agus, tingginya penyaluran kredit karena adanya ekspansi dari dana di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Secara umum, menurut Agus, kondisi perekonomian Indonesia dalam keadaan stabil dan baik. Berdasarkan laporan dari Badan Pusat Statistik, pada Maret 2014 terjadi inflasi 0,08 persen.
Komponen inti pada Maret 2014 mengalami inflasi sebesar 0,21 persen, tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari–Maret) 2014 sebesar 1,14 persen dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (Maret 2014 terhadap Maret 2013) sebesar 4,61 persen.