Krisis Politik Berkepanjangan, Investor Tunda Investasi di Thailand

Doddy Rosadi Suara.Com
Senin, 31 Maret 2014 | 12:43 WIB
Krisis Politik Berkepanjangan, Investor Tunda Investasi di Thailand
Demo di Thailand. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Krisis politik yang terjadi dalam lima bulan terakhir di Thailand mulai menimbulkan dampak negative terhadap perekonomian negara Gajah Putih itu. Sejumlah proyek investasi yang sudah disepakati ditunda dan investor baru mulau ragu untuk menginvestasikan uangnya di Thailand.

“Kita sudah mulai melihat dampak dari krisis politik ini. Investor menunda investasinya dan menunggu hingga muncul gambaran yang jelas,” kata Kepala Badan Investasi Thailand Udom Wonviwatchai.

Thailand tidak lagi mempunyai parlemen sejak awal Desember lalu ketika Perdana Menteri Yingluck Shinawatra memerintahkan digelarnya pemilu ulang untuk menenangkan pengunjuk rasa yang memintanya untuk mundur. Pemilu yang digelar pada 2 Februari lalu gagal dilaksanakan karena protes dari massa.

“Tanpa adanya pemerintahan yang berjalan sesuai dengan fungsinya, kepercayaan investor akan hilang. Investasi swasta akan tertahan dengan adanya kekosongan politik,” kata Thanomsri Fongarunrung, ekonom dari Phatra Securities.

Dalam dua bulan pertama di 2014, aplikasi untuk investasi di Thailand jatuh 58 persen menjadi 63,1 juta baht atau sekitar 1,94 miliar dolar Amerika. Kata Udom, direksi Badan Penanaman Modal harus mendapatkan persetujuan dari pemerintah sebelum memberikan lampu hijau kepada investor asing.

Ratusan ribu pengunjuk rasa memenuhi jalanan di Thailand sejak Oktober tahun lalu. Mereka meminta Yingluck untuk mundur dari jabatannya sebagai Perdana Menteri. Massa tidak ingin keluarga Shinawatra mendominasi pemerintahan di Thailand. Beberapa tahun lalu, kursi Perdana Menteri juga diduduki salah satu keluarga Shinawatra yaitu Thaksin. (Bloomberg)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI