Kisah Sukses Edward Zhu, Warren Buffet dari Cina

Doddy Rosadi Suara.Com
Rabu, 19 Maret 2014 | 12:49 WIB
Kisah Sukses Edward Zhu, Warren Buffet dari Cina
Edward Zhu, (chicgroup.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

“UKM merupakan model yang tepat, biaya rendah dan potensi tinggi. UKM juga jauh lebih menguntungkan daripada harus mengakuisisi perusahaan besar,” kata Zhu.

Melalui CHIC, Zhu terus melakukan inovasi salah satunya dengan membentuk enam divisi yaitu makanan, agri-teknologi, rumah dan kebun, kesehatan, logistik dan manajemen rantai supply. Sebagai perusahaan pengolah buah terbesar di Cina, CHIC meluncurkan kafe pada 2006 yaitu Brix12. Sekarang, Brix12 sudah memasuki pasar global dengan nama B2C.

Proses akuisisi tetap dijalankan sebagai bisnis utama dari CHIC. Pada 2012, CHIC mengakuisisi sejumlah perusahaan di Australia dan Jepang. Menurut Zhu, perusahaan yang berkantor di Cina akan fokus untuk melakukan riset dan pengembangan.

“Kami akan menggunakan manajemen CHIC, teknologi, riset dan inovasi produk untuk membantu merek yang baru diakuisisi sehingga bisa tampil di dunia internasional,” kata Zhu.

Sukses Zhu melibatkan unsur keberuntungan dan kesempatan. Dia melepaskan jabatan sebagai Wakil CEO di Sino American Investmen and Development Company di San Fransisco untuk memulai tantangan baru di Cina. Padahal, dia sama sekali tidak pernah berpikir untuk pulang ke kampong halamannnya.

“Bagi seorang laki-laki muda dari Cina, merupakan sebuah mimpi bisa bekerja di perusahaan di Amerika. Tiba-tiba saya menerima telepon dari seorang banker yang meminta saya berkarir di Cina. Saya menolak tetapi kemudian mempertimbangkan lagi. Akhirnya saya bersedia kembali ke Cina. Jika gagal, biaya yang harus saya keluarkan sangat besar,” kata Zhu.

Setelah meraih sukses bersama CHIC, Zhu baru sadar bahwa bankir tersebut melihat sebuah peluang yang tidak pernah saya lihat sebelumnya. Meski sudah bergelimang dengan harta, Zhu sepertinya mengikuti jejak Warren Buffet yaitu mengembalikan sebagian kekayaannya kepada masyarakat.

“Mungkin, tidak banyak yang percaya kalau saya yang selalu mengejar keuntungan, sangat percaya Buddhism dan Zen. Dari pandangan Buddism, dunia itu adalah kekosongan di mana sesuatu masuk dan keluar. Ketika kita menggunakan status sosial dan kekayaan untuk melakukan hal yang baik, kita telah menjadi Buddha. Kita telah membnatu diri sendiri menyeberangi sungai dan membantu orang lain untuk menyeberang,” ujar Zhu. (Bloomberg/CEIBS)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI