Suara.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan terus mengupayakan untuk meningkatkan peran industri pasar modal dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia sehingga sejajar dengan sektor perbankan.
"Peran pasar modal harus ditingkatkan agar sejajar dengan sektor perbankan, sehingga ekonomi Indonesia tidak hanya ditopang oleh perbankan saja tetapi juga didukung dari pasar modal," ucap Dewan Komisioner OJK Bidang Pengawas Pasar Modal Nurhaida, dalam seminar bertema "Entering the Market-Tumbuh dan Berkembang Bersama Pasar Modal Indonesia" di Jakarta, Selasa (18/3/2014) seperti dikutip dari Antara.
Menurut dia, keseimbangan peran antara industri perbankan dan pasar modal akan membuat ekonomi Indonesia kuat dan kokoh dalam menahan gejolak negatif baik dari eksternal maupun domestik.
"Pengembangan pasar modal merupakan isu kruasial bagi ekonomi domestik, karena peran pasar modal di negara maju sebanding dengan sektor keuangan lainnya seperti bank dan Industri Keuangan Non Bank (IKNB)," katanya.
Ia mengemukakan bahwa di Indonesia peran pasar modal masih 20 persen, sementara perbankan masih dominan mencapai 80 persen. Nurhaida mengatakan bahwa untuk memperkuat pasar modal Indonesia, diperlukan penambahan jumlah emiten di dalamnya. Hal itu bertujuan agar terdapat lebih banyak suplai produk di pasar modal domestik.
Selain itu, lanjut dia, jumlah investor juga perlu ditingkatkan agar permintaan atas produk pasar modal juga tinggi. Menurut Nurhaida, jumlah emiten yang terdapat di bursa domestik saat ini belum cukup memadai untuk membuat pasar modal lebih likuid.
Tercatat total perusahaan di BEI saat ini mencapai 489 emiten. Sementara jumlah emiten di negara lain seperti Malaysia mencapai 899, dan Thailand 585 emiten. (Antara)