Suara.com - Perusahaan properti Cina Zhejiang Xingrun Real Estate ditutup dan pemegang saham terbesarnya ditangkap karena tidak mampu membayar utang yang jumlahnya mencapai 566 juta dolar Amerika atau sekitar Rp6,3 triliun. Perusahaan itu tidak punya cukup untuk membayar utang kepada 15 bank.
China Construction Bank Corp menjadi bank yang paling besar memberikan utang kepada perusahaan properti itu yaitu lebih dari 1 miliar yen atau sekitar Rp2 triliun. Pemilih saham terbesar bersama dengan putranya serta perwakilan kuasa hukum telah ditahan oleh aparat keamanan Cina dengan tuduhan melakukan pengumpulan dana ilegal.
Kolapsnya Zhejiang Xingrun Real Estate semakin memunculkan kekhawatiran terkait sektor property di negara itu. Kasus ini muncul hanya dua minggu setelah obligasi pertama dari sebuah perusahaan Cina mengalami gagal bayar (default). Shanghai Chaori Solar Wnergy Science & echnology tidak mampu membayar utangnya itu dan kemungkinan memicu investor untuk menilai ulang risiko kredit terhadap perusahaan Cina.
“Pengembang di Cina sangat terbuka untuk mendapatkan kredit dengan mudah yang digunakan untuk pembiayaan peralatan dan juga investasi,” kata Patrick Chovanse, analis properti dari Silvercrest Asset Management Group. (Bloomberg)