Menhut: Hutan Riau Terbakar, Lahan Sawit Bertambah 1 Juta Hektar

Doddy Rosadi Suara.Com
Senin, 17 Maret 2014 | 14:20 WIB
Menhut: Hutan Riau Terbakar, Lahan Sawit Bertambah 1 Juta Hektar
Aktivis Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan melakukan aksi Kamisan di tengah kabut asap yang menyelimuti kota di depan kantor Gubernur Riau. (Antara/Rony Muharrman)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Kehutanan mengungkapkan saat ini ditengarai lahan perkebunan kelapa sawit di Riau mengalami penambahan seluas 1 juta hektare menyusul kebakaran hutan yang terjadi di provinsi tersebut belakangan ini.

Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan di Jakarta menyatakan, kebakaran lahan dan hutan yang berdampak terhadap merebaknya bencana asap di wilayah tersebut ada indikasi disengaja untuk pembukaan perkebunan sawit.

"Mereka membakar hutan untuk sawit. Kami akan melakukan penyelidikan terhadap hal ini," katanya di sela resepsi Hari Bakti Rimbawan ke 31 di Gedung Manggala Wanabakti, Senin (17/3/2014) seperti dilansir Antara.

Menhut menyatakan, pelaku pembakaran lahan dan hutan tersebut tidak sendirian namun diindikasikan ada oknum "cukong" yang ada di belakangnya apalagi ditengarai muncul peningkatan luas lahan perkebunan kelapa sawit hingga 1 juta ha.

"Kami sudah meminta kepada aparat keamanan untuk menangkap pelaku (pembakaran hutan) maupun cukong-cukong di belakangknya dan diproses secara hukum. Bila perlu tembak di tempat," katanya.

Sementara itu terkait merebaknya asap sebagai dampak kebakaran lahan dan hutan di Riau, Zulkifli menyatakan, dalam apel yang dilakukan dengan Presiden SBY di Pekanbaru pekan lalu disampaikan bahwa seluruh unsur baik pemerintah pusat, pemerintah daerah maupun aparat siap berintegrasi menanggulanginya.

"Gubernur, bupati hingga kepala desa dan pengusaha bertekat untuk bersama-sama mencegah asap ini," katanya.

Sebelumnya saat memimpin upacara bendera peringatan Hari Bakti Rimbawan 2014 Menhut menyatakan, pembangunan kehutanan ke depan diarahkan ke pendekatan ekosentris yang menyeimbangkan manusia sebagai satu bagian dari mata rantai ekosistem yakni air, tanah, flora dan fauna.

Pihaknya juga menyatakan, pemberian akses yang luas di bidang hukum dan akses pembiayaan bagi masyarakat miskin di dalam ataupun di sekitar hutan layak dipertahankan dan diperluas kualitasnya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI