10 Perusahaan Peraup Untung Terbesar dari Perang

Selasa, 11 Maret 2014 | 21:27 WIB
10 Perusahaan Peraup Untung Terbesar dari Perang
Helikopter Apache AH-64 produk Boeing, dengan teknologi persenjataan Lockheed Martin. (Reuters/Erik De Castro/file)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Belajar dari kisah Iron Man, di mana Tony Stark punya perusahaan besar yang sempat meraup untung dari peperangan (dengan memproduksi senjata), mungkin anak-anak pun kini sebenarnya sudah bisa tahu soal hubungan bisnis dan perang. Namun mungkin banyak juga yang belum paham, atau bahkan tak percaya soal ini. Yaitu bahwa perang akan selalu ada karena memang ada pihak-pihak yang meraih profit (dalam arti sebenarnya) dari hal tersebut.

Beberapa hari lalu, situs 24/7 Wall St pun telah merilis daftar 10 perusahaan (rata-rata di Amerika Serikat) yang paling banyak meraih untung dari perang. Lebih tepatnya, mereka mendapatkan banyak pemasukan dari bisnis yang berhubungan langsung dengan perang, seperti teknologi, persenjataan, logistik dan lain-lain.

Catatan ini sendiri sebenarnya berdasarkan pada pembukuan tahun 2012, yang juga menjadi poin penting karena dianggap sebagai salah satu titik menurunnya belanja militer AS khususnya. Proses penarikan pasukan AS dari Irak dan Afghanistan disebut sebagai salah satu faktor penurunan itu.

Dalam periode itu (2011-2012), belanja militer disebut menurun cukup signifian, dari 159 miliar dolar AS (Rp1.807 triliun) menjadi 115 miliar dolar AS (hampir Rp1.307 triliun). Walau demikian, berdasarkan data dari Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), 100 produsen senjata dan kontraktor jasa militer terbesar AS justru mencatatkan rekor penjualan persenjataan tahun itu yang mencapai 395 miliar dolar AS (Rp4.489 triliun).

Daftar peringkat dari 24/7 Wall St ini dibuat dengan memperhitungkan data SIPRI tersebut, yang memasukkan elemen-elemen penjualan persenjataan mulai dari konsultasi, pesawat, kendaraan, hingga senjata, begitu pula dengan kontrak dengan pemerintah. Data memperhitungkan pula total penjualan dan laba masing-masing perusahaan, jumlah karyawannya, dibandingkan dengan data belanja militer AS.

Berikut daftarnya berdasarkan urutan:

10. L-3 Communications
-Penjualan persenjataan 2012: 10,8 miliar dolar AS
-Total penjualan 2012: 13,1 miliar dolar AS
-Laba 2012: 782 juta dolar AS
-Karyawan pada 2012: 51.000 orang
L-3 Communications Holdings Inc (kode NYSE: LLL) mencatatkan angka penjualan persenjataan yang menurun pada 2012, yaitu total 10,8 miliar dolar AS, dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 12,5 miliar dolar. Namun tetap saja, penjualan persenjataan menguasai 82 persen angka total penjualan L-3 di 2012. Empat unit bisnis utama L-3 adalah komunikasi keamanan, sistem elektronik, solusi platform dan logistik, serta solusi keamanan nasional.

9. Finmeccanica
-Penjualan persenjataan 2012: 12,5 miliar dolar AS
-Total penjualan 2012: 22,1 miliar dolar AS
-Laba 2012: -1 miliar dolar AS (rugi)
-Karyawan pada 2012: 67.408 orang
Penyelidikan kasus korupsi yang berlanjut termasuk menggoyang raksasa bidang pertahanan dan ruang angkasa Italia ini. Pada 2012, Finmeccanica mencatatkan penjualan persenjataan lebih rendah 2 miliar dolar AS dibanding tahun sebelumnya, yaitu 12,5 miliar dolar, sementara juga melaporkan kerugian bersih senilai 1 miliar dolar di tahun itu. Penangkapan CEO Giuseppe Orsi dalam kasus suap pada awal 2013, yang diikuti pengunduran dirinya, juga berdampak pada tertundanya pembayaran dalam jumlah besar dari India.

8. United Technologies
-Penjualan persenjataan 2012: 13,5 miliar dolar AS
-Total penjualan 2012: 62,2 miliar dolar AS
-Laba 2012: 5,2 miliar dolar AS
-Karyawan pada 2012: 218.300 orang
United Technologies Corp's (NYSE: UTX) mencatatkan penjualan persenjataan yang meningkat pada 2012, satu-satunya yang mengalami itu dari daftar 10 besar ini. Laba total perusahaan itu pada 2012 mencapai 5,2 miliar dolar AS, atau terbesar ketiga di antara perusahaan persenjataan lainnya. Divisi Sikorsky miliknya, yang dikenal terutama lewat helikopter Black Hawk dan Seahawk, menyumbang 4,5 miliar dolar AS dari nilai penjualan tahun itu. Belum lagi dari divisi Pratt & Whitney yang memproduksi mesin pesawat.

7. EADS
-Penjualan persenjataan 2012: 15,4 miliar dolar AS
-Total penjualan 2012: 72,6 miliar dolar AS
-Laba 2012: 1,6 miliar dolar AS
-Karyawan pada 2012: 140.000 orang
European Aeronautic Defence and Space Company atau EADS sempat hendak merger dengan BAE pada 2012, namun harus terganjal persetujuan para pemimpin Eropa, terutama terkait undang-undang antimonopoli. Total penjualan persenjataan EADS pada 2012 sendiri sebenarnya dilaporkan menurun 1 miliar dolar AS dibanding tahun sebelumnya, namun tetap membuatnya bertahan di posisi ketujuh. Pada 2014, guna merefleksikan kontribusi besar bisnis pesawat komersial Airbus dalam perusahaan itu, mereka pun memutuskan mulai menggunakan nama Airbus Group.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI