Suara.com - Hilangnya pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 dari Kuala Lumpur menuju Beijing, Sabtu lalu mempengaruhi harga saham perusahaan milik pemerintah Malaysia itu di pasar modal.
Dalam pembukaan sesi perdagangan Senin (10/3/2014), nilai saham Malaysian Airlines turun 12 persen dan mencapai titik terendah sejak pertama kali perusahaan itu masuk bursa. Saham Malaysia Airlines diperdagangkan 0,25 ringgit. Di sesi pembukaan, saham Malaysia Airlines sempat anjlok 16 persen ke posisi 0,21 ringgit.
Hingga kini, belum diketahui keberadaan pesawat Boeing 777 Dreamliner yang mengangkut 239 penumpang itu. Pesawat itu kehilangan kontak ketika memasuki wilayah udara Vietnam. Otoritas penerbangan Malaysia menduga, pesawat sempat melakukan air turn back atau kembali ke bandara awal sebelum akhirnya hilang dari radar.
Malaysia Airlines adalah perusahaan penerbangan plat merah yang tengah berupaya melakukan perbaikan agar bisa bersaing di industri penerbangan. Kehadiran maskapai dengan tarif murah seperti AirAsia semakin mempersulit Malaysia Airlines untuk bersaing.
Pada 2011, Malaysia Airlines merugi 767 juta dolar Amerika sebagai dampak melonjaknya harga avtur. Pada 2012, pihak manajemen mengungkapkan, perusahaan itu diambang krisis dan menerapkan kebijakan pengurangan biaya.
Tahun lalu, Malaysia Airlines kembali mencatat kerugian dalam empat tahun beruntung. Hilangnya pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 dari Kuala Lumpur menuju Beijing sudah pasti akan semakin memukul kondisi keuangan perusahaan. (Bloomberg/Reuters)