Suara.com - Krisis Ukraina yang masih terus berkembang saat ini, dinilai menimbulkan ancaman terutama untuk ekonomi Rusia dan beberapa negara tetangganya. Tetapi, sebagaimana dikatakan Kepala Bank Sentral Eropa (ECB), Mario Draghi, risiko itu tidak ada untuk zona euro.
"Dampak pertumbuhan (krisis) pada ekonomi Rusia sangat parah," ungkap Draghi dalam sebuah konferensi pers, Kamis (6/3/2014). "Kami juga melihat beberapa dampak keuangan pada beberapa negara yang berbatasan dengan Ukraina dan Rusia," tambahnya.
Tetapi untuk zona euro, menurut Draghi lagi, kemungkinan kejatuhan akan menjadi terbatas untuk sementara waktu.
"Ketika kita melihat ke Ukraina, jika kita melihat itu murni dari sudut pandang teknokratis, pada angka perdagangan, kami akan mengatakan bahwa interkoneksinya tak begitu penting," ujar Draghi menambahkan.
Meski begitu, Draghi memperingatkan bahwa gambaran yang lebih luas harus terus dicamkan, karena risiko geopolitik menurutnya "bisa menjadi besar". Diakui Draghi, ECB sendiri belum menyusun skenario-skenario prediksi soal dampak lebih luas yang bisa terjadi jika krisis berlanjut untuk waktu lama.
"Sulit untuk melihat apa dampak yang akan terjadi selama dua atau tiga tahun. Misalnya, dampak pada pasar energi," kata Kepala Bank Sentral itu.
"Jika kita melihat hanya enam bulan ke depan, dampaknya sangat ringan. Tetapi jika kita melihat satu setengah tahun ke depan, itu bisa sangat serius," sambung Draghi.
"Kami para Gubernur Bank Sentral tidak memiliki informasi yang cukup untuk menilai dampak pada tahap awal krisis," tandasnya. (Antara)