Suara.com - Irak mengekspor 2,8 juta barel minyak mentah per hari di sepanjang Februari. Jumlah itu merupakan yang terbesar dalam 25 tahun terakhir. Wakil Perdana Menteri Irak bidang Energi, Hussein al-Shahristani mengungkapkan, produksi minyak Irak mencapai 3,5 juta barel per hari.
Sharistani mengatakan, ekspor minyak Irak bisa lebih tinggi lagi apabila tidak terjadi sengketa energi antara tiga provinsi otonomi di area Kurdi. Sebagian besar minyak yang diekspor Irak berasal dari kilang minyak di dekat Basra.
Ekspor minyak yang dilakukan Irak pada bulan lalu merupakan yang tertinggi sejak Saddam Hussein menginvasi Irak pada 1990. Saddam adalah Presiden Irak selama puluhan tahun yang akhirnya digulingkan. Invasi Irak ke Kuwait itu membuat dunia internasional menjatuhkan sanksi embargo dan mempengaruhi sektor energi negara itu.
Pada 2012, ketika Irak mengekspor minyak 2,5 juta barel per hari, Menteri Perminyakan mengatakan, angka itu adalah yang tertinggi sejak 1989. Irak adalah negara yang sangat tergantung kepada ekspor minyak. Pemerintahan Irak berupaya menggenjot ekspor untuk mendapatkan dana pembangunan infrastruktur.
Pemerintah Irak berencana meningkatkan produksi minyak hingga 9 juta barel per hari pada 2017. Namun, targret Irak tersebut dinilai terlalu optimistis oleh Badan Energi Internasional (IEA) dan Dana Moneter Internasional (IMF). (AFP/CNA)