Suara.com - Krisis ekonomi yang terjadi di Ukraina mendapat perhatian dari Dana Moneter Internasional (IMF). Ketua IMF Christine Lagarde meminta semua pihak tetap tenang atas situasi ekonomi Ukraina setelah negara tersebut meminta bantuan keuangan sedikitnya 15 miliar dolar AS.
"Kami tidak melihat sesuatu yang sangat penting, yang layak panik saat ini," kata Lagarde setelah pembicaraan tentang Ukraina di Washington dengan Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier.
Pernyataan tersebut muncul ketika pejabat AS dan Eropa membahas bagaimana memperkuat perekonomian Ukraina setelah pemberontakan yang menggulingkan presiden yang didukung Rusia, Viktor Yanukovych.
Pemberontakan menyebabkan Moskow membatalkan pinjaman yang sangat dibutuhkan sebesar 15 miliar dolar AS kepada Ukraina.
Namun pada Jumat, Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan Rusia bersedia bergabung dengan upaya untuk membantu Kiev mencegah keruntuhan ekonomi.
Kerry mengatakan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov selama pembicaraan melalui telepon mengindikasikan siap untuk terlibat dan dilibatkan dalam membantu menangani transisi ekonomi.
"Hanya setelah pengambilan kekuasaan akhir pekan lalu, para pemimpin baru Ukraina mengatakan pemerintah perlu 35 miliar dolar AS dukungan finansial untuk tetap bertahan dan menghindari gagal bayar (default) pada utangnya.
Tetapi pada Kamis, Menteri Keuangan Olexandr Shlapak mengatakan pemerintah meminta kurang dari setengah angka itu dari IMF .
"Kami akan meminta setidaknya 15 miliar dolar AS. Tapi sesuatunya akan menjadi lebih jelas ketika saatnya tiba," kata dia, menambahkan bahwa terlalu dini untuk menyebutkan angka tertentu.
Sebuah asosiasi perbankan global, International Institute of Finance (IIF), mengatakan sekalipun Ukraina memangkas subsidi bahan bakar minyak dan melakukan reformasi yang diperlukan lainnya, akan memerlukan 20 miliar dolar AS bantuan asing selama tahun ini dan berikutnya untuk membayar utangnya dan menutup defisit fiskal yang besar. (Antara/AFP)