Yuan Tertahan, Indeks Regional Kembali ke Zona Hijau

adminDoddy Rosadi Suara.Com
Rabu, 26 Februari 2014 | 17:50 WIB
Yuan Tertahan, Indeks Regional Kembali ke Zona Hijau
Ilustrasi (freedigitalphotos.net/ Keattikorn)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Indeks saham di kawasan regional kembali memasuki zona hijau menyusul tertahannya pelemahan nilai tukar yuan dan menguatnya won. Indes MSCI naik 0,4 persen dan kemungkinan besar bertambah 2,5 persen di sepanjang bulan ini.

Sedangkan indeks Shanhai Composite di Cina juga terangkat 0,4 persen. Kenaikan lebih besar diraih indeks Hang Seng di Hongkong dengan 0,7 persen. Penuruna saham perbankan di bursa Hongkong berhasil ditutupi oleh melonjaknya saham perusahaan minyak.

Di Jepang, indeks Topix juga naik 0,7 persen dan indeks S&P/ASX 200 di Australia bergerak tipis 0,1 persen dan indeks Kospi di Korea Selatan bertambah 0,3 persen. Di Jakarta, indeks harga saham gabungan terjun bebas 44,571 poin (0,9 persen) ke level 4.532,72. Aksi ambil untung yang dilakukan investor membuat indeks tertekan.

Di sepanjang perdagangan hari ini, indeks sempat mencapai titik terendah 4.520 setelah dibuka di level 4.562,49. Volume perdagangan saham 4,5 miliar lot dengan nilai perdagangan Rp5,9 triliun. Ada 187 saham yang turun, 102 saham naik dan 75 saham stagnan.

Sejumlah saham yang naik antara lain PP London Sumatera Indonesia Tbk, Global Mediacom dan PT Timah Tbk. Sedangkan saham yang turun antara lain Astra Internasional, Bank Negara Indonesia dan Perusahaan Gas Negara.

Di pasar uang, nilai tukar rupiah melemah 49 poin menjadi Rp11.669 per dolar Amerika. Sedangkan nilai tukar won menguat 0,7 persen terhadap dolar Amerika dan Yuan hanya turun 0,01 persen menjadi 6.1192 per dolar Amerika. Ini merupakan titik terendah Yuan sejak 20 Desember lalu.

“Ada sedikit kekhawatiran terkait terus anjloknya mata uang Cina, Tuan. Pasar kemungkinan akan tetap stabil hingga akhir pekan ini. Eropa akan terus meningkat begitu Amerika dan Asia akan melakukan konsolidasi,” kata analis Peter Esho dari Invast Securities Co di Sydney. (Bloomberg/RTI)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI