Suara.com - Menteri Keuangan Chatib Basri mengakui senang dengan penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Namun, Basri tidak terlalu peduli dengan level rupiah saat ini. Ternyata, bekas kepala BKPM itu punya alasan khusus kenapa tidak terlalu peduli dengan level rupiah saat ini.
“Tentu saja saya senang rupiah menguat, tetapi yang paling penting adalah volatilitasnya (pergerakan-red),” kata Chatib.
Beberapa waktu lalu, Chatib juga sudah meminta Bank Indonesia untuk menjaga volatilitas rupiah agar tidak terlalu cepat menguat terhadap dolar Amerika.
Menurut Chatib, pasar keuangan tengah merespons fenomena yang terjadi di Indonesia yang disebut animal spirit. Yang dimaksud animal spirit adalah ketika data yang ada bagus, semua memuji Indonesia. "Kalau dia senang, dia senang banget. Kalau dia pesimistis, semua pesimistis banget," katanya.
Volatilitas rupiah juga berdampak kepada indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia. Meningkat tajamnya volatilitas rupiah akan memberikan sentiment negatif bagi indeks.
Pergerakan rupiah yang stabil bisa meningkatkan kepercayaan investor terhadap mata uang. Tahun lalu, nilai tukar rupiah terhadap Amerika anjlok 21 persen dan menjadi mata uang dengan penurunan terbesar di Asia. Namun, tahun ini rupiah sudah menguat 3,5 persen dan menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di 24 negara berkembang. (Bloomberg)