Suara.com - Menteri Keuangan Chatib Basri memprediksi, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini akan melambat. Di sela-sela pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 di Sydney, Australia, Chatib mengatakan, angka pertumbuhan ekonomi kemungkinan sekitar 5,5 persen hingga 5,8 persen.
Lambatnya pertumbuhan ekonomi, kata Basri, dikarenakan Bank Indonesia masih menerapkan kebijakan suku bunga ketat. Pada Rapat Dewan Gubernur pertengahan bulan lalu, BI tetap mempertahankan suku bunga acuan di angka 7,5 persen.
Kebijakan itu untuk mengarahkan inflasi menuju ke sasaran 4,5 persen plus minus 1 persen pada 2014 dan inflasi 4 persen plus minus 1 persen pada 2015. Upaya ini juga diharapkan dapat menurunkan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang lebih sehat.
Chatib mengatakan, pelambatan pertumbuhan ekonomi diharapkan bisa mencapai target defisit perdagangan di angka 2 persen hingga 2,5 persen dari Produk Domestok Bruto. Angka itu naik drastic dibandingkan defisit perdagangan pada kuartal terakhir 2013 yang mencapai titik tertinggi yaitu 4,4 persen dari PDB.
Pada APBN 2014, pertumbuhan ekonomi dipatok di angka 6 persen. Sementara Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,8-6,2 persen.
“Kita harus mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang sedikit melambat untuk mencapai target itu. Setelah itu, pemerintahan baru mempunyai ruang untuk mempercepat pertumbuhan,” kata Chatib. (Bloomberg)