Suara.com - Survei harga properti residensial di pasar primer pada triwulan IV-2013 mengindikasikan melambatnya kenaikan harga properti residensial. Hal ini terlihat dari Indeks Harga Properti Residensial pada triwulan IV-2103 yang tumbuh 1,77% (quartal to quartal) atau 11,51% (year on year), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 2,29% (qtq) atau 13,51% (yoy).
Perlambatan kenaikan harga terjadi pada semua tipe rumah, terutama rumah tipe kecil. Pada triwulan I-2014, survei mengindikasikan harga properti residensial akan tumbuh 2,56% (qtq) atau lebih tinggi dari kenaikan pada triwulan IV-2013.
Dikutip dari laman Bank Indonesia, sejalan dengan melambatnya kenaikan harga properti residensial pada triwulan IV-2013, hasil survei menunjukkan tren perlambatan juga terjadi pada volume penjualan properti residensial yang tumbuh 13,05% (qtq) pada triwulan IV-2013.
Angka itu lebih rendah dari pertumbuhan pada triwulan sebelumnya (39,80%, qtq). Perkembangan ini dipengaruhi antara lain oleh implementasi penguatan ketentuan Loan-to-Value (LTV) terkait Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Berdasarkan sumber pembiayaan, hasil survei menunjukkan pembangunan properti residensial didukung pembiayaan perbankan dan pembiayaan internal pengembang.
Sumber pembiayaan perbankan tergambar dari dominannya konsumen yang memanfaatkan KPR sebagai fasilitas pembiayaan dalam pembelian properti residensial (71,99% responden), khususnya pada rumah tipe kecil.
Sementara itu, sumber pembiayaan internal tercermin pada sebagian besar pengembang yang menggunakan dana sendiri sebagai sumber pembiayaan usahanya (57,79%).