BI Pertahankan Suku Bunga Acuan di 7.50 %

adminDoddy Rosadi Suara.Com
Kamis, 13 Februari 2014 | 16:49 WIB
BI Pertahankan Suku Bunga Acuan di 7.50 %
Logo Bank Indonesia. (foto: www.www.ekon.go.id)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 7,50%, dengan suku bunga Lending Facility dan suku bunga Deposit Facility masing-masing tetap pada level 7,50% dan 5,75%.

Kebijakan tersebut masih konsisten dengan stance kebijakan moneter ketat untuk mengarahkan inflasi menuju ke sasaran 4,5±1% pada 2014 dan 4±1% pada 2015, serta menurunkan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang lebih sehat. Bank Indonesia juga akan terus memperkuat bauran kebijakan moneter dan makroprudensial, melanjutkan upaya pendalaman pasar, serta meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah dalam pengendalian inflasi dan defisit transaksi berjalan.

Dikutip dari laman Bank Indonesia, Kamis (13/2/2014), Rapat Dewan Gubernur menilai bauran kebijakan yang telah dilakukan BI bersama dengan Pemerintah telah mendorong stabilisasi perekonomian sesuai dengan arah yang diharapkan, yaitu terkendalinya inflasi dan menurunnya defisit transaksi berjalan. Ke depan, Bank Indonesia terus mencermati berbagai risiko, baik dari global maupun domestik, dan memastikan langkah-langkah antisipasi agar stabilitas makroekonomi tetap terjaga.

Penilaian Bank Indonesia menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi dunia semakin membaik ditengah masih berlanjutnya ketidakpastian pasar keuangan global. Perkembangan tersebut terutama ditopang pertumbuhan ekonomi negara maju, terutama Amerika Serikat dan Jepang, yang pada triwulan IV 2013 berada dalam tren meningkat dan diperkirakan berlanjut pada tahun 2014.

Meningkatnya pertumbuhan ekonomi dunia mendorong meningkatnya volume perdagangan dunia dan membaiknya perkembangan harga-harga komoditas, termasuk harga komoditas utama ekspor nonmigas Indonesia. Persepsi investor juga membaik setelah adanya kejelasan arah kebijakan the Fed, meskipun ketidakpastian pasar keuangan global masih relatif tinggi.

Bank Indonesia juga akan terus mencermati risiko yang bersumber dari perekonomian global, terutama risiko yang bersumber dari normalisasi kebijakan the Fed dan risiko melambatnya ekonomi Cina.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI