Kaspersky: 2.000 Pengguna Jadi Korban Virus Baru

Dythia Novianty Suara.Com
Rabu, 28 Juni 2017 | 20:10 WIB
Kaspersky: 2.000 Pengguna Jadi Korban Virus Baru
Ilustrasi komputer terkena serangan virus Ransomware. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejumlah perusahaan dari berbagai penjuru dunia dilaporkan kembali terkena serangan virus ransomware terbaru pada Selasa (27/6) waktu setempat. Serangan ini mengambil alih server di perusahaan minyak terbesar Rusia, mengganggu operasional bank-bank di Ukraina, serta merusak komputer di perusahaan perkapalan dan periklanan multinasional.

Serangan siber skala besar yang bermula di Ukraina semakin menyebar ke seluruh dunia, termasuk di Amerika Serikat. Ransomware ini juga meminta korban membayar 300 dolar AS atau sekitar Rp4 juta dalam bentuk Bitcoin.

Melihat kondisi ini, para ahli Kaspersky Lab sedang menyelidiki gelombang serangan ransomware baru tersebut. Temuan awal perusahaan menunjukkan bahwa serangan ini bukan dari jenis ransomware Petya seperti yang diberitakan kepada publik, namun sebuah ransomware baru yang belum pernah terlihat sebelumnya.

Itulah sebabnya perusahaan menamakan ransomware ini NotPetya. Data telemetri perusahaan mengindikasikan sekitar 2.000 pengguna yang terserang sejauh ini.

Baca Juga: Daftar Negara-negara Korban Ransomware Baru

Organisasi di Rusia dan Ukraina adalah yang paling terpengaruh dan perusahaan juga mencatat adanya serangan di Polandia, Italia, Inggris, Jerman, Perancis, Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya.

Hal ini tampaknya merupakan serangan kompleks yang melibatkan beberapa vektor serangan. Perusahaan dapat mengonfirmasi bahwa adanya pemanfaatan exploit EternalBlue yang dimodifikasi dan digunakan untuk propagasi setidaknya di dalam jaringan perusahaan.

Kaspersky Lab mendeteksi ancaman sebagai UDS:DangeroundObject.Multi. Generic.

Para ahli Kaspersky Lab berencana merilis fitur baru, termasuk komponen System Watcher sesegera mungkin. Gunanya, untuk menentukan apakah mungkin untuk mendekripsi data yang terkunci dalam serangan dan untuk mengembangkan alat dekripsi sesegera mungkin.

Selain itu, juga disarankan agar semua perusahaan memperbarui perangkat lunak Windows mereka, memeriksa solusi keamanan mereka dan memastikan telah mencadangkan data serta alat pendeteksi ransomware.

Baca Juga: Begini Metode Kaspersky Lab Tangkal Serangan Ransomware WannaCry

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI