Suara.com - Raksasa-raksasa media sosial seperti Facebook, Twitter, Youtube, dan Microsoft dinilai belum serius menumpas ujaran kebencian dan hoax atau informasi palsu di dunia maya, demikian dikatakan Komisi Eropa pada Selasa (6/12/2016).
Keempat perusahaan asal Amerika Serikat itu pada Mei lalu sudah menandatangani standar etika yang disusun Uni Eropa yang bertujuan untuk membungkam ujaran kebencian di internet.
"Adalah tugas kami untuk melindungi orang-orang di Eropa dari ujaran kebencian dan kekerasan oline,' kata Vera Jourova, komisioner kesetaraan gender, keadilan, dan perlindungan konsumen Uni Eropa.
"Media-media sosial harus menjalankan peran penting mereka dan memikul tanggung jawab dalam mengatasi fenomena online seperti radikalisme online, ujaran kebencian, dan informasi palsu," imbuh dia.
"Meski mereka sudah berada di jalur yang tepat, tetapi para perusahaan teknologi informasi harus berbuat lebih untuk menyukseskan upaya ini," tegas Jourova.
Dalam laporannya yang diterbitkan Selasa, Uni Eropa menunjukkan bahwa keempat perusahaan itu tak serius menanggapi laporan terkait ujaran kebencian dan hoax dalam layanannya.
Dari 600 laporan terkait ujaran kebencian, hanya 28 persen yang diikuti dengan penghapusan konten yang dilaporkan dan hanya 40 persen yang ditanggapi dalam 24 jam.
Laporan itu disampaikan kepada empat perusahaan itu oleh sebuah kelompok yang terdiri dari 12 organisasi di 9 negara yang ditugaskan untuk mengevaluasi respon para perusahaan media sosial terkait ujaran kebencian dan kekerasan di dunia maya. (AFP)
Facebook dan Twitter Tak Serius Tumpas Ujaran Kebencian dan Hoax
Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 07 Desember 2016 | 07:33 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
No HP di Kelas! Brasil Sahkan UU Larangan Gawai di Sekolah
22 Desember 2024 | 22:05 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI