Suara.com - Para penduduk Bumi, pada Senin malam (14/11/2016), mendapat kesempatan langka untuk menyaksikan dan mengabadikan fenomena "supermoon" terdekat dalam tujuh dekade terakhir.
Seperti yang diwartakan AFP, pada Senin malam bulan dalam penampakan paling terang dan ukuran yang lebih besar dari biasanya, bisa terlihat dari semua kawasan di Bumi. Syaratnya cuma satu: cuaca harus mendukung.
Fenomena ini berlangsung ketika bulan purnama muncul pada saat yang sama ketika bulan berada di titik terdekatnya dengan Bumi. Peristiwa ini terakhir kali terjadi pada 1948, ketika bulan hanya berjarak 356.509 km dari Bumi.
Para penggila astronomi dan fotografer, menurut AFP, berlomba-lomba menuju Asia dan Australia tempat yang pertama kali bisa menyaksikan fenomena langka itu malam ini.
Di Australia, ribuan orang berpiknik di Broten, kawasan timur Sydney untuk menyaksikan supermoon. Beralaskan tikar mereka mempersenjatai diri dengan kamera untuk mengabadikan penampakan bulan raksasa itu.
Hal yang sama terjadi di Hong Kong dan Beijing. Kerumuman orang terlihat di menantikan supermoon terbit di antara gedung-gedung pencakar langit.
"Saya tak pernah melihat bulan sebesar ini," kata Lee Pak-kan (44) dari Hong Kong, "Warnanya juga lebih jingga. Sangat istimewa."
Di Taipe, Taiwan sejumlah orang berkumpul di Taipe 101, gedung tertinggi di negeri itu, untuk menyaksikan supermoon.
"Bulan sangat besar, bulat, dan terang," kata Julia Lee yang mengintip melalui teleskop.
Di Jakarta sendiri, meski langit sempat ditutup awal seusai maghrib, tetapi memasuki pukul 9.00 WIB bulan purnama sudah bisa terlihat terang dan jelas.
Malam Ini Supermoon Paling Berkilau dalam 70 Tahun Terakhir
Liberty Jemadu Suara.Com
Senin, 14 November 2016 | 21:01 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Supermoon Pertama di 2024 Muncul, Elon Musk Ikut Ungkap Kekaguman: Luar Biasa!
20 Agustus 2024 | 14:30 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI