Suara.com - Dua ilmuwan asal Eropa memenangkan Nobel Ekonomi 2016 pada Senin (10/10/2016) berkat gagasan mereka tentang teori kontrak. Teori ini merupakan landasan dalam kebijakan asuransi, sistem penggajian eksekutif, dan bahkan manajemen penjara.
Oliver Hart, yang lahir di Inggris pada 1948, dan Bengt Holmstrom (67) ilmuwan asal Findlandia akan menerima masing-masing separuh dari hadiah sebesar 8 juta kronor Swedia (sekitar Rp11,9 miliar) dalam acara penganugerahan Nobel 2016 yang digelar pada 8 Desember mendatang.
"Yang pertama-tama akan saya lakukan adalah memeluk istri saya, membangunkan putra bungsu kami... dan tentu aja berbicara dengan rekan penerima Nobel ini," kata Hart.
Sementara Holmstrom mengatakan bahwa dia "sangat terkejut dan sangat bahagia" bisa memenangkan Nobel Ekonomi tahun ini.
"Saya sangat bahagia bisa memenangkannya bersama Hart. Dia adalah sahabat paling karib saya di sini," imbuh Holmstrom.
Komite Nobel mengatakan bahwa Hart, pengajar pada Universitas Harvard, Amerika Serikat dan Holmstom, dosen pada Massachusetts Institute of Technology, AS, pantas dianugerahi Nobel Ekonomi karena meletakan dasar intelektual pada model desain kebijakan serta institusi di banyak bidang, "mulai dari undang-undang kebangkrutan hingga konstitusi politik."
Teori mereka juga diterapkan pada sistem penggajian eksekutif yang berbasis kinerja, penggunaan prinsip deductible dalam asuransi, dan menjadi dasar sebelum memutuskan untuk memprivatisasi sebuah aktivitas ekonomi publik.
Keduanya menciptakan seperangkat panduan untuk menentukan apakah guru, tenaga medis, dan sipir penjara seharusnya dibayar dengan sistem gaji tetap atau berdasarkan kinerja. Dengan panduan itu juga bisa ditentukan apakah pelayanan publik seperti sekolah, rumah sakit, dan penjara harus dikelola pemerintah atau swasta.
Sementara menurut Per Stromberg, salah satu anggota komite Nobel, mengatakan karya kedua ilmuwan itu memberi jalan bagi perusahaan untuk menyeimbangkan gaji dan tanggung jawab para bos.
"Teori mereka mungkin membuat para eksekutif termotivasi, tetapi di sisi lain bonus dan insentif yang diberikan mencegah pengambilan keputusan secara serampangan," jelas Stromberg.
Teori Kontrak, jelas Stromberg, membantu para pemegang saham untuk merancang kontrak kerja yang lebih baik.
Holmstrom mengagas teori ini pada akhir 1970an. Sementara Hart mengembangkan cabang baru dari teori kontrak pada pertengahan 1980an. (AFP)
Penggagas Teori Kontrak Diganjar Nobel Ekonomi 2016
Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 11 Oktober 2016 | 09:47 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Penulis Korea Selatan Han Kang Raih Nobel Sastra 2024
10 Oktober 2024 | 20:23 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Tekno | 22:05 WIB
Tekno | 21:46 WIB
Tekno | 21:42 WIB
Tekno | 18:05 WIB
Tekno | 16:09 WIB
Tekno | 16:00 WIB
Tekno | 15:06 WIB