Ilmuwan Temukan "Galaksi Hantu", Apa Itu?

Ruben Setiawan Suara.Com
Jum'at, 26 Agustus 2016 | 19:30 WIB
Ilmuwan Temukan "Galaksi Hantu", Apa Itu?
Ilustrasi galaksi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para ilmuwan baru-baru ini menemukan sebuah galaksi "hantu". Galaksi tersebut memiliki massa yang hampir sama dengan galaksi kita. Lalu, mengapa dinamai galaksi "hantu"?

Dragonfly 44, demikian nama galaksi "hantu" tersebut. Galaksi ini hampir seluruhnya terdiri atas "dark matter" atau materi gelap, yakni materi misterius yang jumlahnya 27 persen dari alam semesta, namun tidak kasat mata. Itulah sebabnya mengapa Dragonfly 44 dijuluki galaksi "hantu".

Meskipun galaksi ini relatif dekat dengan galaksi kita, namun para ilmuwan selama ini tidak menyadari kehadirannya, karena sifatnya yang terlalu gelap.

Galaksi ini terdeteksi pertama kali tahun lalu. Galaksi ini terletak di kluster galaksi Coma, yang berjarak sekitar 330 juta tahun cahaya jauhnya dari kita.

Ketika para ilmuwan menelitinya lebih jauh, mereka mengetahui bahwa ternyata galaksi tersebut bukan hanya rangkaian bintang saja, melainkan memiliki banyak materi gelap. Selain itu, kendati massanya hampir sama dengan galaksi Bima Sakti kita, hanya seperseratus dari satu persennya saja yang terdiri atas materi seperti bintang, debu, dan gas yang mengelilingi kita. Selebihnya, atau sekitar 99,99 persen, merupakan materi gelap.

Hingga kini, belum ada seorangpun yang tahu galaksi apakah itu, bagaimana galaksi itu bisa terbentuk, dan bagaimana sebuah galaksi menjadi seperti itu rupanya. Galaksi Dragonfly 44 memang memiliki beberapa bintang, namun Galaksi Bima Sakti memiliki bintang seratus kali lipat lebih banyak ketimbang bintang yang ada di galaksi tersebut.

Lalu, bagaimana para ilmuwan mengetahui massa dari sebuah galaksi? Ilmuwan anggota tim peneliti Yale University, Profesor Pieter van Dokkum, mencoba memberikan penjelasan.

"Gerakan dari bintang-bintang, menunjukkan berapa banyak materi yang ada di sana. Di galaksi Dragonfly, bintang-bintang bergerak amat cepat. Jadi banyak sekali ruang kosong," kata Pieter.

Adalah para ilmuwan dari Observatorium Keck di Hawaii yang menemukan galaksi ini untuk pertama kalinya. Temuan itu lalu dilaporkan dalam Astrophysical Journal Letters. Dragonfly, menurut mereka, bukan satu-satunya. Masih banyak galaksi-galaksi hitam lain yang menunggu untuk ditemukan. (Independent)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI