Suara.com - Penelitian kerap dilakukan pada planet merah, Mars. Bahkan, beberapa perjalanan pun disiapkan dan tengah dilakukan berbagai persiapan. Sebuah prototipe dari pesawat baru secara resmi telah diterbangkan, membawanya selangkah lebih dekat untuk membuat perjalanan ke planet merah itu.
Pesawat dirancang oleh mahasiswa, satu hari diharapkan dapat masuk ke atmosfer Mars dan kembali ke bumi.
Penelitian Pendahuluan Desain Aerodinamika untuk Tanah di Mars atau disebut dengan Prandtl-M, adalah pesawat glider kecil yang dikemudikan dari jarak jauh. Prototipe diterbangkan sejak 11 Agustus lalu di Nasa Armstrong Flight Research Centre di California.
Lebar sayap dua kaki dan berat kurang dari tiga pon, pesawat akan mampu terbang di atmosfer Mars, meluncur ke bawah dan mendarat di tanah. Selama penerbangan di Mars, pesawat akan mengumpulkan gambar topografi dengan resolusi tinggi yang dapat menginformasikan para ilmuwan tentang kesesuaian lokasi potensial pendaratan.
Prandtl-M akan memiliki waktu penerbangan sekitar 10 menit dan akan meluncur hingga 2.000 kaki (609 meter) ke permukaan Mars. Jangkauan akan menjadi sekitar 20 mil (32 km).
"Penerbangan pertama berhasil. Sementar itu, kita masih berencana menyempurnakan desain. Perasaan yang cukup menarik saat menyadari bahwa pesawat tersebut berfungsi. Pada awalnya, saya tidak percaya dapat melihatnya terbang," kata John Bodylski, seorang mahasiswa teknik mesin di Irvine Valley College di California, seperti dilansir dari Dailymail, Jumat (19/8/2016).
Proses desain dimulai tahun lalu dengan kelompok siswa yang berbeda.
"Apa yang kita sukai tentang prototipe kecil dan program mahasiswa ini adalah ini penelitian yang sesungguhnya," kata Dave Berger, manajer program mahasiswa.
NASA berharap dapat mengirim astronot ke Mars pada pertengahan 2030. Pengusaha Elon Musk, yang mengepalai SpaceX mengatakan, ia berencana mengirim pesawat ruang angkasa tak berawak ke planet merah tersebut pada 2018, dan dilanjutkan dengan misi berawak pada tahun 2030.