Studi: Venus, Planet Ideal Mencari Asal Muasal Kehidupan

Liberty Jemadu Suara.Com
Senin, 15 Agustus 2016 | 19:27 WIB
Studi: Venus, Planet Ideal Mencari Asal Muasal Kehidupan
Ilustrasi planet Venus (Shutterstock/NASA).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Venus sering dijuluki "kembaran Bumi". Alasannya sederhana, karena ukuran dua planet yang bersisian ini hampir sama. Tetapi Anda tak bisa hidup di Venus, karena atmosfer planet itu penuh racun dan suhu permukannya mencapai 864 derajat - cukup untuk melelehkan logam.

Tetapi 3 miliar tahun silam situasinya berbeda, demikian kata para ilmuwan dari Instute Studi Antariksa Goddard, sebuah lembaga riset di bawah badan antariksa Amerika Serikat (NASA).

Para ilmuwan NASA itu menggunakan model komputer - yang sebelumnya dikembangkan untuk memprediksi perubahan iklim di Bumi - menerapkannya pada Venus dan menemukan bahwa dulunya Venus lebih layak didiami. Lebih dari itu, Venus muda lebih mirip Bumi.

Mereka yakin bahwa miliaran tahun silam Venus memiliki sebuah lautan dangkal dan suhu di permukaanya lebih sejuk. Selama sekitar 2 miliar tahun di awal terbentuknya, langit Venus selalu ditudungi awan-awan tebal yang melindungi permukaan planet dari panas dan radiasi.

Belajar dari kekeliruan

Tetapi karena Venus lebih dekat dengan matahari ketimbang Bumi, maka air di permukaannya lebih mudah menguap, hidrogen-hidrogennya lepas ke angkasa, dan memerangkap karbon dioksida di atsmofer. Ini mengakibatkan efek rumah kaca yang berkepanjangan dan membuat atsmofer Venus penuh racun.

Topografi Venus juga dibentuk oleh letusan gunung api, sehingga lembah dan cekungan dipermukannya perlahan-lahan, selama miliaran tahun, ditimbun dan tak menyisakan ruang untuk air.

Berdasarkan temuan ini, para peneliti Venus terdahulu, cenderung menyederhanakan planet itu. Mereka cenderung menjiplak Bumi dan topografinya dan menempatkannya di orbit Venus.

Tetapi tim peneliti NASA yang dipimpin oleh Michael Way, ingin menciptakan sebuah model 3 dimensi Venus memanfaatkan data-data topografi terbaru planet tersebut.

Berdasarkan studi-studi lama, Way dkk mengetahui bahwa beberapa faktor pendukung kehidupan di Venus adalah kecepatan rotasi dan topografinya. Venus diketahui berotasi lebih pelan dan berlawanan dengan arah rotasi Bumi atau planet lainnya. Para ilmuwan menduga ini disebabkan oleh atsmofernya yang tebal.

Tetapi sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa meski atsmofer Venus lebih tipis, kecepatan dan arah rotasinya akan tetap lebih pelan.

Asal-muasal kehidupan?

Berdasarkan model inilah Way dkk kemudian menemukan bahwa Venus muda memang lebih sejuk dan lebih mirip Bumi. Tetapi apakah ia memiliki kehidupan?

"Air tak berarti ada kehidupan," tekan Way, "Kami yakin bahwa air bisa mendukung kehidupan. Tetapi Venus bukan tempat yang mudah untuk memulai kehidupan. Pada awalnya suhu Venus hangat dan lembab, tetapi 4 miliar tahun kemudian ia adalah planet mati," jelas Way kepada CNN.

"Tetapi pemodelan yang kami bangun menunjukkan bahwa, Venus bisa jadi merupakan tempat yang tepat untuk mencari asal-muasal kehidupan," kata Way.

Kemungkinan ini diperbesar dengan temuan sebelumnya yang menunjukkan bahwa Bumi dan Venus memiliki komposisi yang sama. Venus memiliki siklus dan struktur karbon yang sama dengan yang terdapat pada lempengan tektonik Bumi. Selain itu, keduanya juga kaya akan karbon dioksida.

Way mengatakan misi penelitian pada masa depan akan membuktikan jumlah air di Venus, bagaimana air itu lenyap, dan berapa lama proses lenyapnya air itu berlangsung. Tak hanya itu, penelitian di Venus juga bisa menunjukkan material lain di permukaan Venus selain air.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI