Suara.com - Ketergantungan dunia pada bahan bakar berbasis fosil sebagai sumber energi bisa berakhir dalam satu dekade, demikian hasil sebuah riset yang diterbitkan oleh sebuah lembaga think tank energi terkemuka Inggris.
Profesor Benjamin Sovacool, Direktur Sussex Energy Group, di Universitas Sussex, Inggris mengatakan bahwa revolusi energi bisa berlangsung lebih cepat dari perubahan-perubahan serupa pada masa lalu.
Dalam artikelnya yang diterbitkan dalam jurnal Energy Research & Social Science, baru-baru ini Sovacool menguraikan bahwa revolusi energi dewasa ini bisa berlangsung lebih cepat jika dunia belajar pada beberapa keberhasilan penting di dunia, termasuk transisi dari kompor minyak tanah ke LPG yang digagas dan dijalankan oleh Jusuf Kalla di Indonesia.
Ia mengatakan bahwa sejarah masa lalu memang penting, tetapi tak serta-merta bisa memberikan gambaran yang utuh untuk diterapkan pada saat ini. Misalnya, Eropa butuh 96 sampai 160 tahun untuk meninggalkan kayu bakar dan beralih ke batubara.
Tetapi, kata Sovacool, dewasa ini kondisi dunia sudah berubah. Kelangkaan sumber daya, ancaman perubahan iklim, perkembangan teknologi yang pesat, dan inovasi diyakininya bisa mempercepat pergeseran menuju penggunaan energi yang lebih bersih.
"Pandangan umum yang mengatakan bahwa transisi energi akan memakan waktu lama, hingga berpuluh-puluh tahun atau berabad-abad, tak selalu didukung oleh bukti di lapangan," ujar dia, "Berpindah ke sistem energi baru yang lebih bersih, memerlukan pergeseran teknologi, regulasi politik, kebijakan tarif, harga, serta perubahan perilaku dari pengguna dan pengadopsi."
Ia mengatakan pada masa lalu perubahan memakan waktu lama karena dibiarkan berlangsung tanpa campur tangan banyak pihak, termasuk pemerintah.
"Tetapi kita belajar dari cukup banyak contoh transisi di masa lalu, yang menurut saya bisa mendorong perubahan lebih cepat di masa mendatang," imbuh Sovacool.
Contoh-contoh yang dijadikan patokan Sovacool antara lain terjadi di Ontario, pada periode 2003 - 2014. Dalam periode itu salah provinsi Kanada tersebut bisa beralih dari batu bara. Demikian juga di Prancis, di mana penggunaan energi nuklir meningkat dari 4 persen di 1970 menjadi 40 persen pada 1982.
Revolusi Energi JK