Suara.com - Hari-hari di bulan Maret ini diramaikan oleh perbincangan soal pembayaran pajak dan tetek bengek surat pemberitahuan (SPT) yang harus dikembalikan ke kantor pajak.
Tetapi jangan kira hanya Anda saja yang pusing soal pajak. Manusia dari ribuan tahun silam sudah mengenal pungutan wajib dari pemerintah ini. Dan jika melihat tagihan pajak seorang warga Mesir kuno yang baru-baru ini diterjemahkan, Anda mungkin bisa geleng-geleng kepala.
Sebuah potongan tagihan pajak beraksara Yunani dari era Mesir kuno menunujukkan bahwa seseorang (yang tulisan namanya tidak bisa terbaca lagi) telah membayar pajak tanah sebesar "75 talenta" koin dengan tambahan "15 talenta" koin. Pajak itu disetorkan ke sebuah bank di kota Diospolis Magna (yang juga dikenal sebagai Luxor atau Thebes).
Tetapi seberapa besar 90 talenta koin di Mesir kuno?
"Jumlah itu sangat besar. Orang Mesir ini pasti sangat kaya," kata Brice Jones, peneliti dari Universitas Concordia, Montreal, Kanada, yang menerjemahkan tagihan di potongan tembikar itu.
Adapun tagihan itu diperkirakan bertanggal 22 Juli tahun 98 sebelum Masehi. Ketika itu orang belum mengenal uang kertas dan banyak menggunakan koin sebagai alat tukar. Satu talenta koin bernilai sekitar 6000 drachma. Jadi 90 talenta sama dengn 540.000 drachma.
Sebagai perbandingan saja, menurut Catharine Lorber, ilmuwan pakar koin-koin kuno Mesir, seorang pekerja biasa di Mesir pada masa itu bisa menghasilkan 18.000 drachma per tahun.
Sementara pada tahun 98 SM, menurut Lorber, pecahan mata uang paling besar di Mesir adalah 40 drachma. Karenanya akan butuh 150 koin pecahan 40 drachma untuk satu talenta koin dan 13.500 keping koin untuk 90 talenta.
"Satu koin logam bobotnya kira-kira 8 gram, jadi total berat pajak yang harus dibayarkan sekitar 100 kilogram," demikian perkiraan Lorber.
Menurut Lorber dengan tagihan sebanyak itu, para wajib pajak biasanya mengangkut ribuan koin itu menggunakan keledai.
Di sekitar tahun 98 SM, Mesir sendiri sedang dipimpin oleh dinasti Ptolomeus asal Makedonia, penguasa yang mewarisi pemerintahan Mesir dari Alexander Agung.
Ketika pajak ini ditagih, Mesir sedang dipimpin oleh Ptolemeus X, seorang firaun kejam yang berperang melawan saudaranya sendiri demi tahta. Beberapa sejarahwan bahkan menulis bahwa ia membunuh ibunya sendiri pada tahun 101 SM, karena takut disaingi.
Pada tahun 89 SM, Ptolomeus X dikudeta militernya dan sebagai gantinya, saudaranya Ptolomeus IX dilantik sebagai raja Mesir.
Adapun kepingan tagihan pajak kuno itu kini disimpan d Perpustakaan Universitas McGill, Montreal, Kanada. Sementara penelitian Jones tentang tulisan kuno di kepingan itu akan diterbitkan dalam jurnal Bulletin of the American Society of Papyrologists. (Live Science)