Suara.com - “Jakarta menyedihkan, karena hanya berfungsi sebagai 'kasir' bagi pencari nafkah. Cinta sejati ada di daerah,” tulis seorang warganet. Ungkapan itu ada benarnya, terutama ketika menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Perlahan tapi pasti, warga Jakarta mulai meninggalkan ibu kota negara untuk merayakan Lebaran 1438 Hijriah di kampung halamannya masing-masing.
Tiga hari jelang lebaran (H-3), Kamis (22/6/2017) malam yang bertepatan dengan Hari Lahir ke-490 Kota Jakarta, jalan-jalan protokol yang biasanya disesaki dengan kemacetan kendaraan kini mulai sepi, yakni Jalan Sudirman, Jalan Thamrin hingga Jalan seputaran Monas.
Pantauan sekitar pukul 19.00 WIB, sepanjang jalan Sudirman-Thamrin hingga seputaran Tugu Munomen Nasional (Monas) tidak ada antrean kendaraan yang berarti.
Baca Juga: Sama-sama Bernama Belakang Shihab, Apa Hubungan Najwa dan Rizieq?
Biasanya, pukul 19.00 WIB merupakan jam-jam sibuk. Jalan-jalan protokol ini pasti disesaki kendaraan-kendaraan bermotor sehingga menciptakan kemacetan arus lalu lintas.
Namun, pada Kamis malam, suasana jalan protokol berbanding terbalik. Sama sekali tidak ada antrean kendaraan. Bahkan, kendaraan bisa dipacu hingga 70 kilometer per jam di Jalan Sudirman hingga Thamrin.
Sepinya kendaraan di jalan protokol ini dikarenakan banyak warganya meninggalkan ibukota negara untuk menuju ke kampung halamannya (mudik).
Berdasarkan catatan PT Jasa Marga, volume kendaraan yang melintasi jalan tol Jakarta-Cikampek pada H-3 Lebaran atau Kamis mencapai 58.286 unit.
"Terjadi peningkatan sekitar 24 persen dari periode yang sama tahun lalu," kata Humas Jasa Marga Jakarta-Cikampek Handoyo di Bekasi, Kamis.
Baca Juga: Edy Rahmayadi Isyaratkan Ratu Tisha Jadi Sekjen PSSI
Menurut dia, jumlah kendaraan melintas di Tol Jakarta-Cikampek pada periode yang sama 2016 mencapai 46.856 unit.