Suara.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy memberikan apresiasi kepada anak-anak peserta lomba seni membaca ayat-ayat Al Quran. Ia marasa takjub karena banyak anak-anak yang sudah mampu menghafal Al Quran, meski pun baru mampu menghafal juz 30.
"Saya iri, kecil-kecil sudah siap lomba tilawah juz 30, itu luar biasa. Karena saya kecil paling hanya empat, lima surat pendek dari juz ama," kata Muhadjir saat membuka lomba Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) di Istana Negara, Senin (12/6/2017).
Muhadjir mengaku saat masih duduk dibangku sekolah dasar (SD) belum bisa menghafal juz 30. Ia hafal juz 30 setelah mulai remaja, duduk di bangku SMP. Maka dari itu, ia menyemangati anak-anak peserta lomba agar terus belajar dengan giat lagi yang hasilnya bisa dipetik dunia dan akhirat.
"Saya di usia mereka belum hafal juz 30, bahkan saya mungkin baru lancar di tingkat SMP, setelah ikut Jamiatul Quran. Saya ikut gabung ketika itu dan saya sangat menikmati baca alquran walau tidak pernah juara. Saya kira semua optimis saja, dari adik-adik, anak-anak semua mari kita beri dorongan motivasi kuat sebagai hafiz pembaca alquran yang nggak ada ruginya, pahala dipanen di dunia akhirat," terang dia.
Baca Juga: Lebih Penting dari Baca Al Quran, Kenapa Massa Aksinya Sedikit?
Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini menceritakan, dirinya menghafal Al Quran diajarkan oleh sang nenek yang merupakan seorang hafizah. Menurut dia, neneknya sangat disiplin dan punya aturan yang ketat dalam mengajarkan hafalan alquran. Neneknya baru membolehkan ganti surat lain, bila surat yang awal sudah benar benar hafal.
Namun karena kenakalannya, ia kerab mengelabui sang nenek. Dia memanfaatkan neneknya yang suka lupa lembaran surat yang dibaca sebelumnya. Di hari berikutnya, Muhadjir langsung melompati surat baru meski sebetulnya surat sebelumnya belum hafal.
"Saya tahu kelemahan nenek saya kalau ajarin hafal Al Quran, beliau sambil berbaring. Beliau selalu menanyakan kemarin saya ajar sampai mana, karena beliau lama kalau memindah (lembaran) surat, kalau nggak hafal nggak pindah-pindah, saya lama-lama bosan. Beliau sering tanya kemarin sampai ayat berapa, kemudian beliau baru tahu, tapi beliau lupa dan nggak pernah tahu mulai dari kapan, jadi saya curi dua halaman. Jadi saya surat albaqarah itu sebagian hafal , banyak yang tidak hafalnya karena sebagian saya curi," ungkap dia.
Namun Muhadjir merasa sangat menyesal atas perbuatannya kepada sang nenek. Dia merasa berdosa sering berbohong pada neneknya.
"Jadi saya merasa bersalah betul, seandainya bisa diulang kecil sekali lagi saya akan mulai bertobat dan menghafal Al Quran dari awal," tutur dia.
Baca Juga: Cara Aura Kasih Memahami Al Quran Meski Tak Bisa Membacanya
Mendikbud ini pun menebus dosa kepada neneknya dengan ikut Jamiatul Quran di Madiun, Jawa Timur, saat duduk di bangku SMP. Oleh sebab itu, dia berpesan agar semua anak-anak khususnya peserta MTQ untuk terus memjaga dan mengembangan kemampuannya menghafal Al Quran.