Afi Nihaya Diduga Plagiat Tulisannya, Ini Pengakuan Handayani

Reza Gunadha Suara.Com
Kamis, 01 Juni 2017 | 20:04 WIB
Afi Nihaya Diduga Plagiat Tulisannya, Ini Pengakuan Handayani
‎Asa Firda Inayah atau Afi Nihaya Faradisa [suara.com/Wita Ayodhyaputri]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mita Handayani, pegiat isu toleransi antarumat beragama di media sosial, akhirnya angkat bicara mengenai tulisan-tulisannya yang diduga dijiplak atau diplagiat oleh Asa Firda Inayah atau beken disebut Afi Nihaya Faradisa.

Mita, melalui tulisan yang diunggah ke laman Facebook pribadinya mengatakan, artikel "Agama Kasih" yang diduga dijiplak Afi adalah buah karyanya.

"Betul. Aku pernah menulis sebuah catatan ringan pada Ramadan tahun lalu yang berjudul "Agama Kasih", yang screenshot-nya beredar saat ini," tulisnya, Kamis (1/6/2017).

Sejak dulu, kata Mita, tulisan-tulisannya sudah biasa disalin, diproduksi ulang, dan disebar oleh orang lain. Namun, ia tak memusingkan hak paten atau autentifikasi.

Baca Juga: Masuk Akal Jika Jokowi Libatkan TNI Berantas Teroris

"Aku pernah salah. Kamu pernah salah. Kita semua pernah salah. Jika usaha Afi kali ini dianggap kesalahan, aku mohon dimaafkan," tulisnya lagi.

Selengkapnya, inilah penjelasan Mita mengenai kehebohan plagiarisme yang dialamatkan ke Afi, sejak Rabu (31/5) kemarin:

Betul. Aku pernah menulis sebuah catatan ringan pada Ramadan tahun lalu yang berjudul "Agama Kasih", yang screenshot-nya beredar saat ini. Tulisan itu masih serangkai dengan "Lampu Sang Khalifah" yang juga tayang di tanggal yang sama. Keduanya aku tulis untuk meramaikan momen Ramadan saat itu, dan sebenarnya justru lebih ditujukan kepada segmen pembaca anti Islam agar bisa mengapresiasi sisi lain Islam yang mungkin jarang mereka dengar. Bahwa Islam tidak monolitik, bahwa Islam juga terdiri dari kutub-kutub tafsir yang saling berkompetisi. Dan bahwa sebagian kutub itu juga menyajikan wajah Islam yang sejuk.

Sejak dulu, tulisanku sudah biasa disalin, diproduksi ulang, dan disebar orang lain di grup dan tempat-tempat yang kadang aku sendiri tidak tahu. Aku tidak pernah ambil pusing soal itu. Menulis bagiku adalah soal lain. Meminjam istilah Pram: bekerja untuk keabadian. Dan dalam konteks ini, bukan nama yang ingin kuabadikan.

Aku tidak pernah mengenal dan berkomunikasi dengan Afi Nihaya Faradisa sebelum ramai-ramai ini. Kalau Afi merasa terinspirasi oleh salah satu tulisanku, aku ikut merasa senang. Afi anak yang cerdas, dan aku sudah sering melihat tulisannya bertebaran juga sebelum ini. Kalau ada kesalahan fatal yang Afi lakukan, itu adalah karena belakangan ini dia mulai berani menyentuh isu agama, sehingga mengundang gelombang pembenci baru yang siap mencari-cari dan menguliti semua kesalahannya yang lain.

Baca Juga: Wow, Pekerjaan Perempuan Ini Memotret Penis Sepanjang Waktu

Terkait tulisan yang ramai diperbincangkan, yang bisa kukatakan adalah, tulisan itu mungkin berangkat dari keprihatinan Afi terkait aksi Bom Kampung Melayu sebelumnya. Tulisan itu ditayangkan Afi dalam niat untuk membela nama agamanya dari tuduhan terorisme dan kebencian. Dia merasa perlu segera menanggapi, dan mungkin berpikir bahwa tulisan itu adalah respons yang tepat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI