Suara.com - Pemerintah sedang mengkaji rencana penerapan sistem ganjil genap di beberapa jalur mudik Lebaran tahun 2017, di antaranya jalan tol Jakarta-Cikampek. Menurut dia penerapan sistem tersebut terlalu beresiko untuk diterapkan sekarang.
"Sistem ganjil-genap ini nggak akan diterapkan. Karena juga belum ada hambatan teknis yang diharuskannya sistem ganjil-genap ini diterapkan," kata Luhut di Kementerian Perhubungan, Jakarta Pusat, Selasa (23/5/2017).
Luhut sedang berkoordinasi dengan kementerian-kementerian lain terkait persiapan arus mudik dan balik lebaran.
"Kami koordinasi lagi, nanti keputusannya 31 Mei 2017 seperti apa teknisnya," ujarnya.
Baca Juga: Rezaldi 'Galau' Tinggalkan Persija Penuhi Panggilan Timnas U-22
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi juga mengatakan rencana tersebut masih dibahas.
Dia mengatakan idenya berasal dari lembaga swadaya masyarakat sebagai sebagai salah satu solusi untuk mengurangi kemacetan.
"Saya akan mengundang masyarakat dari LSM, universitas, KPPU, termasuk ahli untuk mengkaji. Satu bulan ini kami akan diskusi, nanti bulan Mei kami kabari akan ganjil-genap atau tidak," kata Budi Karya, Jumat (14/4/2017).
Semua sisi jika sistem tersebut diterapkan dikaji secara mendalam.
"Yang pasti akan ada membatasi jumlahnya (kendaraan di tol), tetapi untungnya membatasi itu bisa bergantian. Ruginya, kalau orang punya waktu cuma tertentu, mobilnya cuma satu, masalah juga," terang dia.
Baca Juga: Inilah 27 Pemain Timnas U-22 yang Ikut Pemusatan Latihan di Bali
Saat ini, pemerintah tengah mengkaji sejumlah strategi untuk mengantisipasi kemacetan lalu lintas, selain sistem ganjil genap, juga pembatasan jumlah kendaraan yang masuk jalan tol.