Perdana! Transgender UEA Cari Pengakuan Hukum sebagai Lelaki

Dythia Novianty Suara.Com
Jum'at, 05 Mei 2017 | 05:35 WIB
Perdana! Transgender UEA Cari Pengakuan Hukum sebagai Lelaki
Ilustrasi bendera Uni Emirate Arab. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dua warga transgender muda Uni Emirat Arab, yang dilahirkan sebagai perempuan, melakukan hal yang belum pernah terjadi sebelumnya. Untuk pertamakalinya, mereka ingin dikenali sebagai pria. Hal tersebut diungkap pengacaranya.

Surat kabar negara bagian al-Bayan melaporkan, tuntutan hukum mereka, dimana hal ini jarang terjadi di Timur Tengah yang terkenal masih konservatif, di mana isu-isu lesbian, gay, biseksual dan transgender hampir tidak ditayangkan di depan umum.

al-Bayan melaporkan, penggugat, yang diidentifikasi dengan inisial mereka sebagai HS (26) dan AM (28), telah meminta pengadilan Abu Dhabi untuk meminta nama mereka diubah berdasarkan catatan negara. Langkah ini dilakukan setelah mereka menjalani terapi hormon dan operasi penggantian jenis kelamin di Eropa.

Bagi banyak orang di Timur Tengah, penyimpangan seksual tradisional tersebut dianggap sebagai sumber rasa malu yang dalam, karena tidak diakui dan pantas matintuk mempertahankan "kehormatan keluarga".

Baca Juga: Inilah Transgender Pertama di Dunia yang Jadi Menteri!

HS mengatakan bahwa transgender yang dilakukan ini dapat diakui secara resmi demi mendapatkan identitas diri sekaligus tanda penerimaan dari masyarakat.

"Perasaan saya bahwa saya seorang lelaki sejak berusia tiga tahun ... Gejala fisik layaknya perempuan karena pubertas tidak muncul, dan ibu saya membarkan hal ini sampai reemaja dan berpikir bahwa hal-hal ini akan berubah begitu saya menikah dan punya anak," ujar HS.

Menemukan kadar hormon wanita normal yang tidak normal setelah berkunjung ke klinik setempat, yang dirahasiakannya untuk semua kecuali ibunya, H.S. Mengatakan kepada surat kabar tersebut, dia memulai pengobatan hormon.

Kemudian dia menabung untuk melakukan operasi transgender dalam tiga fase selama 12 jam di Eropa.

"Sekarang saya merasakan kenyamanan psikologis yang hebat, dan konflik internal saya telah hilang karena penampilan fisik saya sesuai dengan pikiran saya. Saya masih menunggu keputusan untuk menyelesaikan perubahan nama dan seks saya di dokumen resmi," paparnya.

Baca Juga: Jepang, Negara Pertama yang Punya Pejabat Publik Transgender

Pihak berwenang di UEA yang mayoritas Muslim, tidak berkomentar. [NBC News]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI