Suara.com - Saat ini, fokus netizen tertuju pada penyanyi dangdut Inul Daratista. Dia diserang dengan tagar #BoikotInulDaratista.
Hal tersebut muncul usai Inul menanggapi berbagai cuitan kasar yang mengarah kepadanya. Serangan terjadi setelah dia menampilkan foto bersama calon gubernur Jakarta petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Sebagian netizen mengait-ngaitkan foto tersebut dengan penghinaan terhadap ulama.
Bagi juru bicara tim sukses Ahok dan Djarot Saiful Hidayat, Raja Juli Antoni, aksi boikot netizen bukan hal baru. Baginya serangan netizen tak akan mempengaruhi publik.
"Sudah terbiasa dengan isu-isu boikot kayak gitu, sama seperti boikot Sari Roti, nggak ada manfaatnya juga, cuma sesaat gitu. Apa hubungannya juga foto Inul dengan Pak Ahok terus menjadi isu. Masa kita berhenti nonton Inul karena itu. Pecinta Inul ya tetap cinta, yngg nggak suka Inul ya nggak akan nonton juga," ujar Toni di Menteng, Jakarta Pusat, (27/3/2017).
Toni menilai perilaku netizen tersebut merupakan bagian dari sikap kebencian mereka terhadap Ahok.
"Iya ini bagian dari penyebaran kebencian saya rasa. Ini sudah melebihi norma-norma demokrasi. Demokrasi menurut saya justru mengkanalisasi perbedaan, artinya bukan tidak boleh berkonflik, perbedaan tetap boleh, tetapi justru bagaimana perbedaan itu bisa di organisasi menjadi suatu yang berkeadaban," kata Toni.
"Ada cavity di situ. Makanya masa ada foto orang dengan kandidat tertentu dibilang kafir? tidak bermoral, tidak boleh disalatin," Toni menambahkan.
Kasus tersebut berpangkal dari foto Inul bersama Ahok di program acara D'Academy 4, Sabtu (25/3/2017). DI foto yang dia unggah di Instagram, Inul menulis: "Berfoto sama bpk gubernur beserta wagub dn jajarannya."
Foto tersebut kemudian dibanjiri komentar. Sebagian netizen mengometari dengan kasar dan sebagian mengait-ngaitkan dengan penghinaan terhadap ulama. Inul pun menanggapi mereka.