Penampakan Baru Gua yang Diyakini Makam Yesus

Reza Gunadha Suara.Com
Rabu, 22 Maret 2017 | 19:45 WIB
Penampakan Baru Gua yang Diyakini Makam Yesus
Penampakan terbaru makam Yesus Kristus di dalam Gereja Makam Suci Kota Tua Jerusalem, setelah direnovasi, 20 maret 2017.[GALI TIBBON / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Makam yang diyakini sebagai tempat peristirahatan terakhir Yesus di dalam Gereja Makam Suci, Kota Tua Jerusalem, kembali dibuka setelah sembilan bulan belakangan ditutup untuk direstorasi, Rabu (22/3/2017).

Pembukaan kembali kompleks pemakaman itu ditandai dengan upacara khusus, yang dipimpin para pemuka agama dan donatur.

Kepala Proyek Renovasi Makam Yesus Antonia Moropoulou mengungkapkan, terdapat sejumlah penampakan baru di kompleks kuno tersebut setelah direstorasi.

”Sebelum direstorasi, monumen di dalamnya berwarna hitam. Kekinian, warna aslinya, kuning kemerahan, kembali muncul. Warna ini sangat khas, menandai adanya harapan umat manusia,” kata Antonia kepada AFP.

Baca Juga: Legenda Liverpool Tutup Usia

Ia menuturkan, restorasi ketiga ini berbeda dari dua proyek sebelumnya yang dikerjakan era 1960-an dan 1990-an. Kali ini, bagian edicule atau tempat pemujaan tak lagi diabaikan.

Ia mengungkapkan, edicule tersebut dibongkar untuk dibersihkan dan diperbaiki hampir di setiap bagian, termasuk kubahnya.

“Kesucian edicule tetap terjaga. Kami juga memasang satu jendela di sana, agar peziarah bisa menyaksikan batu penutup gua makam Yesus,” tuturnya.

Penampakan makam Yesus kekinian semakin tampak sakral. Kompleks tersebut dihiasi berbagai ornamen abad ke-19 dan kapel di sekitar makam.

Sebelum direstorasi, otoritas Israel sempat menutup kompleks makam Yesus karena khawatir ambruk. Pasalnya, sejumlah bagian makam tampak rapuh.

Baca Juga: Siap ke Chelsea, Pemain Keturunan Batak Ini Ajukan Syarat Berat

Restorasi tempat suci yang digagas tiga denominasi utama Gereja Makam Suci Kota Tua Jerusalem itu sendiri menelan dana USD 3,7 juta atau setara Rp 50 miliar.

Patriarkat Kristen Yunani Ortodoks Theophilos III menilai, restorasi tersebut bisa mengembalikan nilai-nilai kesakralan makam.

"Hasil restorasi ini bukan hanya hadiah untuk tanah suci, tapi untuk seluruh duni," tegasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI