Suara.com - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Gerindra Rachel Maryam Sayidina menyoroti proses pemilihan gubernur dan wakil gubernur Jakarta periode 2017-2022 yang diwarnai isu negatif.
"Putaran pertama semua tuduhan radikal dan intoleransi itu dipakai untuk serang AHY. Putaran kedua untuk serang Anies. Nggak capek jualan fitnah?" tulis Rachel di Twitter.
Sikap Rachel tentu saja untuk membela calon gubernur dan wakil gubernur Anies Baswedan-Sandiaga Uno yang diusung partainya.
Sebelum itu, dia juga memposting link artikel yang isinya untuk mengimbau netizen cerdas memilih dan memilah informasi di internet. Sebab, tak sedikit hoax untuk menjatuhkan orang.
"Ini dia kumpulan meme dan poster hoax yang memfitnah Anies-Sandi. Ayo lebih pintar memilah berita ya," tulis mantan artis tersebut.
Saat ini, Anies dan Sandiaga dilaporkan ke aparat penegak hukum. Sandiaga dilaporkan dalam kasus dugaan penggelapan uang hasil penjualan sebidang tanah di Tangerang Selatan, Banten.
Mengomentari langkah polisi yang dengan cepat menindaklanjuti kasus tersebut, Rachel menaruh kecurigaan adanya motif politik di baliknya. Lantas dia menyinggung kasus hukum yang pernah menyerempet calon wakil gubernur Sylviana Murni jelang pilkada putaran pertama. Begitu Sylviana kalah, kasusnya sudah tak terdengar lagi ditangani polisi.
"Kayak kemarin gerak cepet usut kasus Mpok Sylvi yang lalu hilang setelah Mpok Sylvi nggak masuk putaran ke 2. Menyengat sekali bau politiknya," tulis Rachel.
Pilkada Jakarta putaran kedua diikuti Anies-Sandiaga dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat.
Pasangan Ahok dan Djarot juga tak lepas dari isu yang merugikan mereka. Kasus paling berpengaruh adalah dugaan penodaan agama yang kini menjadikan Ahok terdakwa. Belakangan, muncul propaganda pengurus sebagian masjid menolak menyalatkan jenazah pendukung Ahok.