Suara.com - Keluarga Cendana atau sebutan untuk keluarga mendiang mantan Presiden Soeharto menjadi permbicaraan hangat di dunia politik setelah mereka menyelenggarakan acara peringatan Supersemar dan hari ulang tahun Soeharto di Masjid At Tin, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Sabtu (11/3/2017).
Dukungan sebagian anak Soeharto ke pasangan gubernur dan calon gubernur Jakarta Anies Baswedan-Sandiaga Uno, dan dukungan adik tiri Soeharto, Probosutedjo, ke Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, dinilai sebagai bagian dari usaha mereka untuk kembali ke panggung politik nasional menjelang pemilihan presiden tahun 2019.
"Semuanya iyalah (pasti untuk pilpres 2019). Secara makro, kontestasi di pilkada DKI ini, memang pasti ke sana," kata pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Siti Zuhro di Grand Sahid Jaya Hotel, Jalan Sudirman Jakarta Pusat, Jumat (17/3/2017).
Tapi, menurut Siti, peluang Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto) untuk bisa mengikuti pemilihan presiden kecil selama syarat ambang batas menjadi presiden (presidential threshold) tinggi.
"Nantikan pemilunya serentak. Tapi, menurut saya seperti di DKI kemarin, muncul nama baru kemudian hilang, ada Adhyaksa Dault, dan lainnya," kata Siti.
Anggota keluarga Cendana terpecah di pilkada Jakarta. Tommy Soeharto dan Titiek Soeharto mendukung Anies-Sandiaga, sedangkan Probosutedjo mengusung Ahok.
Menurut Siti dukungan Tommy dan Soeharto yang paling punya pengaruh karena mereka punya basis massa.
"Probosutedjo ini, kan pengusaha, justru yang berpengaruh itu yang punya massa, siapa yang punya partai (Tommy), siapa yang anggota DPR (Titiek). Kalau pun Probo, ada komunitasnya, tapi seberapa besar, kecuali kalau dia tokoh besar," katanya.