Suara.com - Sebagai upaya peningkatan kolaborasi di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan pendidikan tinggi, Pemerintah Indonesia dan Belanda memformalkan Pertemuan Komite Pendidikan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan yang dipimpin oleh Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir dan Menteri Pendidikan, Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan Belanda, Mariëtte (Jet) Bussemaker, 13 Februari 2017.
Pertemuan 'The 1st Indonesia- Netherlands Joint Working Group (JWG) on Higher Education and Science (HES)' merupakan tindak lanjut langkah kongkrit penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding- MoU) antara Indonesia dan Belanda di bidang Pendidikan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan pada tanggal 22 April 2016 lalu.
Lebih spesifik, Komite Bersama ini membahas mengenai beberapa topik menarik bagi kedua negara. Topik-topik ini tertuang dalam Road Map of Horizon 2022: Higher Education and Science yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal Kemenristekdikti, Ainun Na'im dan I.J. Inge Vossenaar, 'Deputy Director General Vocational Education and Training, Higher Education and Science Netherlands'.
Topik-topik tersebut antara lain identifikasi langkah kedua negara dalam mempersiapkan sumberdaya manusia (peneliti, dosen, pelajar) berkualitas bagi dunia. Dalam hal ini, peningkatan kapasitas SDM terutama bagi Indonesia yang memiliki bonus demografi besar akan diimplementasikan melalui pertukaran sejumlah kesepakatan dan program beasiswa. Selain itu, hal yang turut menjadi perhatian adalah pengembangan dan penilaian kurikulum dan kualifikasi (termasuk joint/double degrees).
Kemudian, peningkatan jaringan yang kuat ke pasar tenaga kerja melalui program magang dan proyek-proyek riset terapan oleh pelajar di kedua negara, termasuk untuk program pendidikan vokasi di perguruan tinggi juga menjadi perhatian. Dalam hal ini kedua negara sepakat untuk meningkatkan kapasitas para staf yang terkait dengan pendidikan tinggi vokasi.
Topik kedua, kolaborasi riset dan inovasi yang fokus dan intensif . Konsorsium riset bersama yang akan dibangun berbasis jaringan, kerjasama dan fokus kepqda agenda riset yang sudah ada di kedua negara, serta mengikuti juga kebutuhan sosial dalam penerapan riset-riset tersebut ke masyarakat
Ketiga, mengenai sinergi dalam pendanaan untuk pelaksanaan program kerjasama bilateral. Kedua Menteri menyatakan dukungannya dalam pelaksanaan program kerjasama bilateral.
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI, Mohamad Nasir mengatakan bahwa Kemristekdikti akan menugaskan Tim Komite Bersama Indonesia Belanda untuk menciptakan mekanisme pendanaan gabungan untuk meningkatkan kapasitas (beasiswa bagi pelatihan dan gelar), mengatur program double/joint degree, serta melaksanakan aktivitas riset bersama.
Topik selanjutnya yaitu untuk penguatan jaringan dukungan alumni, dimana para pelajar dan alumni lulusan Belanda, akan didaulat menjadi para 'Duta Besar' yang potensial di beberapa area kerjasama terpilih, serta akan saling bertukar pengalaman dalam bidang-bidang tersebut.
Kolaborasi-kolaborasi di bidang pendidikan tinggi dan Iptek di atas, akan memberikan manfaat yang signifikan bagi kedua Negara, termasuk peningkatan kapasitas kerjasama bilateral di area-area prioritas, dan pengembangan hubungan dan jaringan personal yang baik.