Survei Elektabilitas Detik-detik Akhir, Ahok Naik, Agus Turun

Senin, 06 Februari 2017 | 15:17 WIB
Survei Elektabilitas Detik-detik Akhir, Ahok Naik, Agus Turun
Basuki Tjahaja Purnama kampanye di Jalan Kramat Empat, Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, Jumat (3/2/2017). (suara.com/Dwi Bowo Raharjo)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lembaga Media Survei Nasional merilis hasil survei elektabilitas kandidat gubernur dan wakil gubernur Jakarta periode 2017-2022, hari ini.

Hasil survei menyebutkan tingkat elektabilitas pasangan nomor urut dua Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat meningkat menjadi 29,8 persen. Posisi kedua diduduki pasangan nomor urut tiga Anies Baswedan dan Sandiaga Uno dengan elektabilitas 27,8 persen. Posisi terakhir pasangan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni dengan elektabilitas 26,1 persen. Sebanyak 16,3 persen responden yang disurvei menyatakan tidak menentukan pilihan.

"Terjadi saling salip elektabilitas antar kandidat. Sulit untuk menentukan pemenang absolut dengan beda elektabilitas masih dalam batas margin of error," ujar Direktur Riset Median Sudarto dalam jumpa pers bertajuk Saling Salip di Detik akhir Pilkada DKI, Rumitnya Menebak Pemenang Pilkada DKI, di Restoran Bumbu Desa, Cikini, Jakarta Pusat, Senin (6/2/2017).

Sudarto membandingkan hasil survei yang dilakukan pada November 2016. Ketika itu, posisi pertama pasangan Agus-Sylviana dengan elektabilitas 29,6 persen, posisi kedua Ahok-Djarot mendapatkan elektabilitas sebesar 26,6 persen, dan Anies-Sandiaga di posisi terakhir, 26,4 persen.

Sudarto kemudian menjelaskan alasan dukungan terhadap Agus-Sylviana menurun di detik-detik akhir pilkada. Itu terjadi karena muncul dua kasus dugaan korupsi. Yakni, kasus pembangunan Masjid Al Fauz di kantor wali kota Jakarta Pusat dan kasus dana hibah Kwartir Daerah Pramuka DKI Jakarta. Dalam dua kasus ini, Sylviana menjadi saksi.

"Ada dua dugaan korupsi bansos dan masjid (Al Fauz) disosialisasi. Masyarakat menerima dan masuk ke benak mereka dan performa debat yang kurang baik, ini faktor menurunnya pasangan Agus-Sylviana," tuturnya.

Menurut Sudarto elektabilitas Ahok-Djarot meningkat karena menurunnya tone negatif tentang mereka.

"Kemudian isu tentang penistaan agama yang mulai surut dibandingkan isu baru yang bermunculan serta performa debat yang baik," kata dia.

Sementara mengenai kenapa elektabilitas Anies-Sandi meningkat, menurut Sudarto karena pasangan ini dipersepsikan positif.

"Kalau Anies Sandi secara konsisten meningkat karena nggak ada isu negatif kepada dia. Ada laporan dugaan korupsi yang dilaporkan ke KPK, tapi nggak sebesar isu dugaan korupsi Sylviana dan masyarakat melihat Anies-Sandiaga tokoh yang mendukung gerakan keislaman dibandingkan Agus-Sylviana," kata dia.

Survei dilakukan pada 29 Januari hingga 2 Februari 2017 dengan sampel 800 responden, dengan margin of error sebesar kurang lebih -3,4 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen. Adapun metode dengan teknik multistage random sampling dan proporsional atas populasi kotamadya dan gender.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI