Suara.com - Setelah di-bully habis-habisan oleh netizen di Twitter, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menjelaskan konteks dia menyatakan "anak bangsa mengemis menjadi babu di negeri orang dan pekerja asing merajalela."
Netizen mengecam pernyataan Fahri, terutama pada kalimat: anak bangsa mengemis menjadi babu di negeri orang. Netizen menilai Fahri tidak menghargai para penyumbang devisa negara yang banting tulang di negeri orang.
Fahri mengatakan bahwa awalnya dia menulis di Twitter untuk menyoroti penanganan kasus logo mirip palu arit yang kini tengah ditangani Polda Metro Jaya.
"Menjelang subuh tadi, saya menulis hestek #PaluArit melanjutkan apa Yg saya tulis malamnya," tulis Fahri.
Fahri mengaku sangat kecewa dengan kelakuan polisi yang menurutnya agak diskriminatif.
"Maka saya curiga bahwa keributan ini adalah pengalihan isu dari banyak kasus yang seharusnya kita fokus. #PaluArit," tulis Fahri.
Kemudian Fahri mengambil contoh soal tenaga kerja Indonesia yang karena kesulitan hidup terpaksa bekerja di negara lain.
"Sementara pekerja asing di dalam negeri merajalela. Tapi kita sibuk urus isu lain dan memecah anak bangsa," tulis Fahril
Fahri menjelaskan kenapa dia menyebut anak bangsa mengemis dan mengapa dia memakai istilah babu.
"Saya menyebut anak bangsa mengemis karena ada yang lebih ekstrem dijual dan diperbudak," tulis Fahri.