Suara.com - Filipina berduka saat perayaan Natal berlangsung. Filipina timur diterjang badai topan Nock-Ten. Penduduk di Pulau Catanduanes pun dipaksa mengungsi.
Topan Nock-Ten bergerak dengan kecepatan angin 185 kilometer (114 mil) per jam. Kemungkinan topan itu akan meluluh lantakan Pulau Catanduanes. Badai masih terjadi hingga, Minggu (25/12/2016) malam ini.
Topan diperkirakan akan melintasi sebelah selatan Pulau Luzon dan ke Ibu Kota Negara, Manila, Senin besok.
Badan SAR setempat mencatat saat ini masih terjadi hujan deras dan angin kencang. Gelombang laut sudah menghantam daerah pedesaan di pesisi negara. Bahkan ribuan orang yang ada di pelabuhan mengungsi untuk tidak melaut. Penerbagan dari dan ke Filipina pun banyak yang dibatalkan.
Baca Juga: Gara-gara Pasport, Seorang Penyanyi Paduan Suara Selamat
Para pejabat setempat memperingatkan badai di desa-desa pesisir, banjir bandang dan tanah longsor. Warga diminta mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Badan cuaca Filipina mencatat dalam 65 tahun terakhir, ada 7 topan telah melanda Filipina pada Hari Natal.
Gubernur Camarines, Miguel Villafuerte mengatakan pihaknya akan mengevakuasi 50.000 kepala keluarga atau sekitar 250.000 orang.
Sekitar 20 topan dan badai, sebagian besar dari Pasifik, menyerang Filipina setiap tahun. Hal itu membuat lebih dari 100 juta orang terancam.
Pada November 2013, Topan Haiyan melanda Filipina tengah dengan kekuatan ganas. Topan menyebabkan lebih dari 7.300 orang tewas dan hilang. Sementara 5 juta orang lainnya hidup dalam pengungsian. (AP)
Baca Juga: 5 Peristiwa yang "Mengguncang" Dunia Sepanjang 2016