Suara.com - Filipina di bawah kepemimpinan Rodrigo Duterte sangat gencar melawan penyalahgunaan narkoba. Ada lebih dari 40.000 penangkapan terkait narkoba sejak Duterte memimpin.
Penjara di Filipina menjadi super padat sejak perang narkoba. Salah satunya penjara di Kota Quezon.
Kamis (15/12/2016), Skynews memotret keadaan penjara. Narapidana berdesakan di dalam. Bahkan mereka tidak bisa tidur, mereka tidur di luar sel.
Penjara Quezon dibangun untuk 800 tahanan. Tapi saat ini ada 3.000 napi menghuni penjara. Satu sel normalnya di huni 30 orang, tapi dipaksakan untuk 130 orang.
Penyakit kulit menyebar dengan cepat di ruang terbatas. Sebanyak 10 orang berbagi tempat tidur tunggal.
Banyak orang lain tidur dari bahu ke bahu di lantai, di koridor dan tangga. Air pun ikut terkontaminasi baru-baru menyebabkan wabah kolera.
Sekarang penjara Quezon berhenti menerima narapidana baru.
"Itu akan menjadi masalah besar bagi kami, karena mereka akan sakit. Mereka tidak memiliki cukup ruang untuk tidur. Mereka tidak memiliki lahan yang cukup luas dimana mereka bisa bergerak" kata petugas penjara Lucila Abarca.
"Sebagian besar tahanan di sini tidak dikunjungi oleh keluarga. Sehingga mereka hanya harus puas dengan apa yang diberikan oleh pemerintah, yang tidak cukup", tambahnya. (Skynews)