Suara.com - Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan tidak ada penambahan pasukan pengamanan di Istana Presiden, Jakarta, usai rencana teroris meledakkan diri di Istana gagal.
"Tentunya tidak ada penambahan keamanan secara khusus di lingkungan Istana. Kami memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada Polri, Densus 88 dan TNI berkaitan dengan bagaimana persoalan terorisme ini bisa tertangani secara baik," kata Pramono di Sekretariat Negara, Jakarta Pusat, Selasa (13/12).
Rencana teroris meledakkan diri gagal setelah Sabtu (10/12/2016) empat terduga teroris dibekuk anggota Datasemen Khusus 88 Antiteror Polri di Bekasi dan Karanganyar, Jawa Tengah. Dari indekos nomor 104, Bintara Jaya, Kota Bekasi, bom "rice cooker" berdaya ledak tinggi yang akan diledakkan berhasil ditemukan.
Presiden Jokowi telah memerintahkan Polri dan TNI untuk meningkatkan keamanan dari ancaman teroris, khususnya selama Kepala Negara lawatan ke India dan Iran.
"Secara khusus Presiden sudah memanggil Kapolri, Panglima TNI dan Kapolda Metro Jaya juga Pandam Jaya, berkaitan dengan hal-hal yang ada, termasuk keamanan selama Presiden meninggalkan Indonesia dari tanggal 11-15 Desember," ujar dia.
Pramono menambahkan pemerintah mengapresiasi langkah Polri yang berhasil menggagalkan kelompok teroris yang diduga didanai Bahrun Naim.
"Kami memberikan apresiasi pada kerja kepolisian, ini menunjukkan bahwa polisi sigap dalam persoalan terorisme. Kalau kita lihat pada hari yang bersamaan terjadi (teror bom) di beberapa negara, seperti di Kairo, kemudian di Turki, dan negara-negara lain. Alhamdulillah Indonesia bisa menangani dengan baik," kata dia.
Walau Diincar Teroris, Pengamanan Istana Tak Ditambah
Selasa, 13 Desember 2016 | 17:58 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
PDIP Serang Jokowi, Pengamat: Konflik Internal Kok Libatkan Publik?
21 Desember 2024 | 17:33 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
News | 09:05 WIB
News | 08:23 WIB
News | 08:02 WIB
News | 07:43 WIB
News | 07:32 WIB
News | 02:10 WIB