Pemerintahan Jakarta dibawah kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat dinilai Partai Gerindra belum menunjukan pembangunan di Ibu Kota berpihak kepada rakyat kecil.
Demikian disampaikan Anggota DPRD DKI Jakarta dari fraksi Partai Gerindra Aristo Purboadji dalam rapat paripurna pandangan umum fraksi-fraksi terhadap rancangan peraturan daerah (Raperda) tentang Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan 2016, di Gedung DPRD DKI, Rabu (5/10/2016).
"Pembangunan Jakarta masih belum menyentuh Wong Cilik," kata dia.
Aristo mengatakan berdasarkan pidato Ahok mengenai realisasi makro ekonomi belum terlihat pembangunan di Jakarta berpihak kepada rakyat miskin. Hal tersebut kata dia berbanding terbalik dengan pertumbuhan ekonomi triwulan II tahun 2016. Diamana, Ahok menyampaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,86 persen.
"Dimana angka pertumbuhan tersebut berdasarkan data BPS 2016 atas struktur perekonomian Jakarta menpurut lapangan usaha triwulan II tahun 2016 didominasi oleh empat lapangan usaha," ucap dia.
Empat lapangan usaha yang dimaksud adalah perdagangan besar dan eceran dan reparasi mobil dan sepeda motor (16,67 persen), industri pengolahan (13,84 persen), konstruksi (12,95 persen) dan jasa keuangan dan asuransi (10,46 persen).
"Namun bagaimana dengan pembangunan ekonomi mikro pengembangan usaha UMKM yang ternyata faktanya justru banyak terjadi penggusuran PKL, seperti penggusuran di Pasar Tanah Abang, Pasar Minggu, Stasiun Kota dan masih banyak lagi," kata Aristo.
Menurut Gerindra, penggusuran yang dilakukan oleh pemerintah DKI tidak disertai dengan pembinaan terhadap pedagang dan fasilitasi untuk pengembangan usahanya. Padahal kata Aristo ekonomi mikro inilah yang dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat Jakarta.
Selanjutnya, pada triwulan II tahun 2016 laju pertumbuhan Product Domestic Regional Bruto (PDRB) DKI Jakarta untuk bidang konstruksi mengalami kenaikan minimal sebesar 0,19 persen, sedangkan pertumbuhan triwulan II tahun 2015 sebesar 4,46 persen.
"Padahal sebagai Ibu Kota negara pastinya rakyat Jakarta mendambakan pembangunan konstruksi dalam mengubah Ibu Kota dengan infrastruktur sebagi kota modern dan ramah linkungan," katanya.