Suara.com - Saat ditemui rombongan anggota Komisi III DPR di Polda Jawa Timur pada Sabtu (1/10/2016) lalu, pendiri Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi menceritakan mengenai foto-foto Taat Pribadi bersama para pejabat negara. Taat Pribadi mengaku beberapa kali diundang ke Istana Negara untuk menghadiri acara kenegaraan. Dia memastikan itu bukan foto hasil rekayasa.
"Dia mengaku diundang oleh Istana. Katanya itu beneran, bukan rekayasa," kata anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Ichsan Soelistio di DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (4/10/2016). Ichwan merupakan salah satu anggota dewan yang ikut rombongan ke Jawa Timur.
Ichsan tidak heran Taat Pribadi mendapat undangan resmi dari Istana Negara. Pasalnya, dia merupakan tokoh masyarakat yang memiliki banyak pengikut di berbagai daerah.
"Karena selama ini dia ya massanya begitu banyak. Karena orang nggak tahu juga. Karena katanya orang-orang ini ikhlas untuk ikut dia," ujar Ichsan.
Nama Taat Pribadi sohor setelah diduga menjadi otak pembunuhan terhadap dua pengikutnya, Abdul Gani, warga Desa Semampir, Kecamatan Kraksaan, dan Ismail Hidayat, warga Situbondo. Setelah ditangkap anggota Polda Jatim, dia terjerat kasus baru yaitu dugaan penipuan dengan modus penggandaan uang.
Ichsan kemudian menjelaskan kenapa sampai saat ini masih banyak pengikut Dimas Kanjeng yang bertahan di padepokan. ada dua kemungkinan.
"Kita susah berbicara apakah itu benar-benar pengikut atau orang yang menunggu dan masih mengharapkan uangnya digandakan. Kita susah membedakan," tutur Ichsan.
Ichsan mengakui isi perbincangan antara rombongan Komisi III dan para pengikut Taat Pribadi sulit dinalar.
"Karena ketika kita tanya-tanya kepada mereka (pengikut Dimas Kanjeng), itu jawabannya nggak masuk akal semua," kata Ichsan.