Begini Suka Duka Pemilik Usaha Peralatan Sulap

Sabtu, 01 Oktober 2016 | 07:11 WIB
Begini Suka Duka Pemilik Usaha Peralatan Sulap
Ilustrasi peralatan sulap. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Fajar Kurniawan (25), pemilik toko peralatan sulap 'JM Shop' menceritakan suka duka dari bisnis sulap yang digeletutinya sejak tahun 2008 silam. Awalnya, lelaki lulusan SMA swasta di Jakarta Selatan itu menjalani usaha peralatan dan asesoris sulap dari hobi mempelajari beberapa trik sulap.

Dikatakan Fajar, apabila orang bisa mahir bermain sulap, memang harus terlebih dahulu membeli peralatannya. Sebab, menurutnya, sangat jarang orang tidak mempergunakan peralatan sulap untuk menunjukkan trik-trik sulapnya.

"Karena karena sulap itu jarang yang tidak menggunakan alat. Dari koin pun itu khusus. sama kaya kartunya. Kalau kita beli alat sulap, pasti kita diajarin sampe bisa. Dia pergi aja ke toko sulap langsung bisa diajarin. Jadi dia pulang, dia bisa langsung nguasin alat yang dibeli," kata Fajar saat berbincang dengan Suara.com di kiosnya, Jalan Mampang Prapatan IX, Jakarta Selatan, Jumat (29/9/2016).

Fajar juga mengaku tak punya strategi khusus untuk menjalani usaha sulapnya yang sudah bertahan selama hampir delapan tahun. Karena untuk mengusai trik sulap memang tergantung dengan alatnya. Maka, dia yakin dari situ para penggemar sulap banyak yang masih mendatangi kiosnya untuk mencari peralatan sulap.

"Kalau untuk sulap memang yang mahal itu jasa pengajarannya. Karena dari situ ya mungkin itu strateginya sampe saya bisa bertahan sekarang," kata Fajar.

Meski menguasai berapa trik sulap, Fajar lebih memilih menjadi pengusaha ketimbang sebagai pesulap. Berawal dari iseng-iseng berjualan alat sulap di media sosial, kini Fajar telah banyak memproduksi sendiri peralatan dan asesoris sulap. Dia juga mengaku juga menjual peralatan sulap yang dimpor dari luar negeri seperti kartu sulap yang diproduksi di Cina.

"Saya lebih suka buat alat-alatnya aja. Ada yang produksi sendiri ada yang import dari Cina. Seperi kaya mainan setruman. Kartu-kartu juga sebetulnya dari Cina. Ini sebenarnya kartu bisa seperti yang dijual di warung, tapi kita modifikasikan lagi biar bisa dipake main sulap jadi kita bisa jual Rp45 ribu," katanya.

Terkadang bisnis yang kita tekuni tidak semulus dengan harapan. Fajar pun sempat mengalami musibah kebakaran yang melanda kiosnya terdahulu di kawasan Bangka, Jakarta Selatan, pada 2014. Namun, untungnya Fajar masih memiliki harapan, karena dirinya masih bisa berjualan peralatan sulapnya di laman blogspotnya. Dari sana, Fajar bersama istrinya Vera merintis kembali usaha sulap hingga sekarang.

"Dulu juga toko saya kena kebakaran, dulu tokonya masih di jalan bangka II. dua tahun lalu. Itu kebakaran, barang habis semua. Nggak ada sisa barang. Untungnya iklan kita masing tayang di internet. Ya dari situ saya puter lagi aja uangnya. Kebakaran abis semua mas," kata Fajar mengenang peristiwa kebakaran pada kios sulapnya.

Lebih lanjut, Fajar mengatakan jika kebanyakan konsumen yang membeli perlatan sulap di kiosnya adalah para penggemar sulap kartu. Namun, kata Fajar, ada juga sebagian orang tua yang mencari peralatan sulap untuk bisa mengajarkan trik-trik sulap kepada anaknya. Sebab, lanjutnya tujuan belajar trik sulap tak hanya untuk mengasah keterampilan anak tapi juga melatih mental anak supaya berani tampil di depan orang banyak.

"Lebih banyak orang cari sulap kartu, ada yang beli buat iseng doang, buat hibur anaknya. biar anaknya mau belajar. Kan bagus juga biar anak lebih kreatif. Biar bisa berani berinteraksi sama orang lain Berani tampil di depan orang," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI