Bisnis Lelaki Ini Berawal dari Hobi Mempelajari Trik Sulap

Sabtu, 01 Oktober 2016 | 04:46 WIB
Bisnis Lelaki Ini Berawal dari Hobi Mempelajari Trik Sulap
Fajar Kurniawan, peminat sulap yang juga membuka usaha di bidang sulap. [Suara.com/Agung Sandy Lesmana]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Keberadaan permainan sulap di Indonesia, khususnya di Jakarta memang saat ini sulit ditemukan terutama pada perayaan ulang tahun anak-anak. Meski eksistensi para pesulap makin kian redup tergerus zaman. Namun, masih saja ada sebagian masyarakat yang bergelut di dunia sulap, seperti halnya yang dikerjakan Fajar Kurniawan (25).

Hampir sudah delapan tahun, Fajar bersama istrinya Vera menjalani bisnis alat sulap. Saat ditemui suara.com di tokonya JM Shop di Jalan Mampang Prapatan IX, Jakarta Selatan. Fajar menceritakan berbisnis alat pertunjukkan sulap yang berangkat dari hobinya mempelajari trik-trik sulap.

"Untuk awalnya dulu sih pas SMA, suka-suka maen sulap. Itu sekitar 2008 ya. Itu saya masih suka maen sulap aja belom langsung jualan. Maen sama temen-teman sekolah. Dan kita bentuklah komunitas, belum ada namanya sih. Ngumpul-ngumpul aja," kata Fajar, Jumat (30/9/2016).

Dari ketekunannya mempelajari beberapa trik sulap. Fajar pun mulai mengembangkannya untuk mengajarkan permainan sulap kepada teman-temannya. Namun, kata dia, mempelajari trik sulap, mau tidak mau orang harus membeli alat-alat sulap tersebut. Hal itu yang membuat Fajar akhirnya melihat peluang untuk berjualan alat-alat pertunjukan sulap.

"Banyak juga yang minta ajarin sulap. Tapi kan etika di sulap itu kita nggak bisa ngajarin secara gratis, nggak bisa bongkar trik. 'Kalau mau gue ajarin, tapi beli alatnya, harganya segini'. Nah,  dari situ kita sering jadi jual-beli barang," katanya.

Dari bakatnya bisa bermain sulap, Fajar juga mengaku sempat diminta untuk mengunjukkan kelihaian sulap saat perayaan ulang tahun anak. Fajar pun membeberkan pendapatan apabila diminta tampil untuk menghibur anak-anak diperayaan ultah. Menurutnya, umumnya setiap tampil, dirinya bisa mendapatkan pendapatan sebesar Rp250 ribu dengan waktu penampilan selama 30 menit.

"Kalau untuk ulang tahun anak-anak sih trik-trik biasa dimainin, trik-trik pake alat gitu kaya tongkat keluar bunga, pita berubah jadi tongkat. Saya juga nggak komersilkan, nggak masang harga. Misalnya acara ulang tahun," kata dia

Fajar mengaku sangat senang bisa melakukan pertunjukkan sulat di depan anak-anak. Namun, semejak menikah, dirinya memilih untuk berbisnis peralatan dan aksesoris sulap ketimbang menjadi pesulapnya.

"Ya menyenangkan, kita bisa menghibur orang. Orang yang deket kita itu pasti nanyain terus. lo ada trik apa lagi. Misalnya kita lagi nongkrong. Lo ada sulap lagi nggak? Pasti ditanyain. Kalo dulu saya sebelum nikah masih aktif di komunitas di Jakarta. Sekarang udah nikah ya bisnis sendiri aja. Saya memang basicnya mau jualan aja. nggak mau jadi pesulapnya.

Fajar mengaku belajar sulap secara otodidak yang hanya melihat dari berbagai video trik-trik sulap di internet youtube. Dia juga mengaku banyak belajar trik dari pesulap profesional seperti Deddy Corbuzeir saat masih membawakan acara-acara sulap di televisi.

"Biasanya dari youtube sih seringnya. Terus saat zaman-nya Deddy Corbuzeir sering tampil sulap itu seneng lihat trik sulapnya," katanya

Menurutnya ada beberapa trik sulap yang disenangi sebagian orang. Fajar pun membeberkan trik sulap yang menggunakan barang sehari-hari mudah dijumpai seperti uang koin dan sendok.

"Trik-trik yang disukain orang sih seperti benda sehari-hari. Kaya koin, mainan uang. Trik-triknya bisa kita dapatin sehari-hari, sendok. Kan ada trik sendok bisa dibengkokin. Kalo trik koin, koinnya bisa tembus ke botol," kata Fajar.

Melihat ada peluang bisnis, awalnya Fajar mencoba menjual beberapa alat sulap yang diposting melalui media sosial. Namun, alat sulap yang diposting di laman website www.alatsulapmurah.com, Fajar hanya menerima pesanan yang dicari para penggemar sulap.

"Setelah lulus saya mau coba serius, jualan deh coba. Saya jual cuma online aja, dulu buka blog, kan memang gratis ya. Bikin postingan, memang itu barang yang kita jual nggak ada. Saya posting aja. Kalau barang ini, efeknya seperti ini. Ada yang mesen baru saya cari. Kalau online itu kan orang mesti transfer dulu ya, baru nanti dikirim. Kalau ada yang nanyain barang ini, saya bilang ada. Biasa dulu saya beli alat sulap di Kelapa Gading, tapi sekarang orangnya udah almarhum. Orang mesennya apa,  uang udah masuk, terus saya belanja. Terrus saya kirim sorenya. Udah begitu terus," bebernya.

Dari peralatan sulap yang dijual melalui medsos. Kini Fajar sudah memilki toko peralatan sulap. Meski keuntungan tiap bulannya tak menentu. Namun, Fajar mengaku tetap bisa bertahan dari hasilnya berjualan alat-alat sulap untuk menghidupi keluarganya.

"Penghasilan tetapnya sih nggak ada, ya biasa untuk sulap, kalau lagi sepi, ya sepi. Kalau lagi rame, ya rame. Misalnya Natal, orang-orang banyak pertunjukkan baru ada pemasukan. Event hari besar aja yang rame, kaya tahun baru," kata Fajar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI