Yusril Berat Jika Duet dengan Rizal, Sama-sama Ingin DKI 1

Kamis, 15 September 2016 | 17:32 WIB
Yusril Berat Jika Duet dengan Rizal, Sama-sama Ingin DKI 1
Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra di kantor DPW PAN DKI Jakarta [suara.com/Dian Rosmala]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Yusril Ihza Mahendra menyatakan sangat kecil kemungkinan berduet dengan Rizal Ramli di pilkada Jakarta periode 2017-2022. Sebab, mereka sama-sama berhasrat menjadi calon gubernur.

"Saya kira nggak, beliau (Rizal Ramli) mau jadi gubernur saya juga ingin jadi gubernur. Jadi tidak ada keinginan untuk menjadi wakil," ujar Yusril di gedung Mahkamah Konstitusi, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (15/9/2016).

Partai yang memberi sinyal kuat untuk mengusung Rizal adalah PAN.

Kemudian Yusril mengungkapkan wacana yang muncul dari koalisi partai yang akan memasangkannya dengan kader Gerindra Sandiaga Uno. Namun wacana tersebut meredup setelah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menolak jika Sandiaga jadi calon wakil.

"Dari awal pembicaraan jadi wakil Pak Sandiaga tapi, kan ada keberatan dari Pak Prabowo, tetap ingin jadi orang nomor satu. Kalau sudah begitu mau apalagi?" kata Yusril.

Yusril menambahkan jika nanti resmi diusung koalisi Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai Demokrat, Yusril akan menggandeng calon wakil dari kalangan birokrat.

Nama dari kalangan birokrat yang disebut-sebut berpeluang besar duet dengan Yusril yaitu kader PKB yang kini menjadi Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah. Namun suara belum bulat karena sebagian partai menginginkan pasangan Yusril adalah Deputi Gubernur Bidang Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Sylviana Murni.

"Pak Saefullah dan Bu Sylvi bagi saya dua-duanya oke juga. Tapi saya serahkan ke partai pengusung rapat dan memutuskan ini. Jadi kayaknya udah mengerucut kepada dua orang ini," ujar Yusril.

Ketiga partai yang akan mengusung Yusril merupakan partai yang sebelumnya akan bergabung dengan Gerindra untuk mengusung Sandiaga. Namun, koalisi tersebut tak kompak lagi, kabarnya gara-gara mereka tidak setuju jika Gerindra memasangkan Sandiaga dengan kader PKS Mardani Ali Sera.

Peta politik belakangan ini berubah cepat. Partai saling bermanuver.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI