Ini yang Terjadi Saat Obama dan Duterte Berada dalam Satu Forum

Esti Utami Suara.Com
Kamis, 08 September 2016 | 14:35 WIB
Ini yang Terjadi Saat Obama dan Duterte Berada dalam Satu Forum
Presiden AS Barack Obama dan Presiden Filipina Rodrigo Duterte saat menghadiri Pertemuan Puncak Negara Asia Timur dan Tenggara di Laos, Kamis (8/9). (Reuters/Jorge Silva)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketegangan antara Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Presiden Filipina Rodrigo Duterte sejenak mencair. Keduanya dilaporkan saling berjabat tangan dan sempat berbincang singkat di sela pertemuan puncak negara-negara Asia Timur dan Asia Tenggara di Laos, demikian sejumlah sumber mengatakan.

Dua pria itu berjabat tangan dan bertukar sapa selama kurang lebih dua menit saat mereka menunggu kursi makan malam menjelang pertemuan puncak negara-negara Asia Timur pada Kamis, kata Yasay dan sejumlah staf kepresidenan.

Alan Cayetano, politisi Filipina pendukung Duterte, menggambarkan suasana pertemuan singkat itu dengan kata "hangat dan ramah." Sementara pejabat Gedung Putih mengatakan "keduanya berbasa-basi saat bertemu."

Ketegangan antara Obama dan Duterte tercipta, setelah Duterte menghina Obama dengan sebutan "bajingan" menjelang pertemuan puncak pemimpin Asia Tenggara dan Timur di Laos. Penghinaan tersebut sempat membuat Gedung Putih membatalkan rencana pertemuan Duterte dengan Obama pada Selasa (6/9/2016) lalu.

"Saya sangat senang dengan apa yang terjadi," kata Menteri Luar Negeri Filipina, Perfecto Yasay, mengenai pertemuan singkat Duterte dengan Obama.

"Ini semua bisa terjadi karena fakta bahwa hubungan antara Amerika Serikat dengan Filipina adalah hubungan yang sangat kuat," kata Yasay.

Duterte menghina Obama pada Senin saat berupaya menjelaskan kebijakan perang terhadap peredaran narkoba yang dikritik banyak pihak karena terlalu banyak memakan korban. Lebih dari 2.400 warga Filipina tewas akibat kebijakan tersebut.

Duterte, yang memang terkenal suka berbicara blak-blakan dengan kata-kata yang tidak umum bagi seorang pejabat negara. Namun sebelum bertemu Obama, Duterte sempat menyatakan penyesalannya karena telah menghina Obama.

Kedua negara tersebut adalah sekutu lama. Selain itu, Washington mendukung Filipina dalam sengketa wilayah dengan Cina.

Cina juga turut ambil bagian dalam pertemuan di Laos, yang juga dihadiri oleh 10 negara-negara Asia Tenggara, Jepang, Korea Selatan, Australia, India, Rusia, dan Amerika Serikat.

Duta Besar Filipina untuk Laos, Marciano Paynor, mengatakan bahwa perseteruan dengan Obama adalah bagian dari proses pembelajaran bagi Duterte, yang harus menyesuaikan diri menjadi kepala negara setelah lama menjabat sebagai wali kota. (Antara/Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI